Berita Lampung
Sapi Brangus Bernama Bonbon Asal Lampung Selatan Jadi Sapi Kurban Banpres, Bobot 920 Kg
Sapi Bonbon milik Sigit Riyanto, berjenis Brangus hasil persilangan sapi Brahman asal India dan Angus asal Britania Raya.
Penulis: Dominius Desmantri Barus | Editor: Reny Fitriani
"Awalnya saya diajak sama temen saya yang orang Metro itu buat ikutan pemilihan sapi kurban bantuan presiden (Banpres). Lalu, saya daftarkan sapi saya itu dari Puskeswan Jati Agung. Pendaftarannya sekitar 1 bulan lalu," ujarnya.
"Kenapa yang dipilih jenis sapi Brangus. Karena saya sempat melihat berita, pemenang sapi punya Prabowo dulu jenisnya Brangus. Dan memang tinggal yang Brangus ini yang belum dijual," sambungnya.
Ia menyebut sapi miliknya tersebut berumur sekitar kurang lebih 3,5 tahun.
Lebih lanjut Ia mengatakan ia merawatnya kurang lebih 1 tahun.
Saat Ia membelinya, sapi tersebut sudah berusia 1,5 tahun.
"Kalau saya ngerawatnya kurang lebih udah 1 tahunan. Sebelumnya, yang ngerawatnya adek saya, di Way Jepara, Lampung Timur sana, dia ngerawatnya juga ada 1 tahunan. Pas beli tahun 2020 itu, kata yang jual dia udah berumur kurang lebih 1,5 tahunan," ujarnya.
Ia mengaku sapinya dihargai sebagai sapi kurban Banpres sekitar Rp 70 juta.
"Kalau pas telfon-telfonan sama staf presiden itu sih deal di harga Rp 70 juta. Tapi ini masih ada satu tahapan lagi yang mesti dilakukan," ujarnya.
Ia mengatakan dirinya punya 15 ekor sapi saat ini.
Mulai menernak sapi dari 2018.
"Awalnya di tahun 2018 saya menernak 3 sapi. Dari situ, sapinya saya jual. Saya belikan sapi lagi. Terus begitu sampai akhirnya sekarang saya punya 15 sapi. Kalau saya memang konsepnya untuk menabung, bukan untuk dijual. Kalau laku, saya belikan sapi lagi begitu seterusnya," ujarnya.
"Jenis sapinya ada OP, brangus, simental. Kalau brangus ini hasil persilangan. Dari sapi brahman dan angus. Makanya dikasih nama Brangus," sambungnya.
Dalam sehari, sapi miliknya itu bisa menghabiskan rumput sebagai makanannya kurang lebih 300 kg.
"Kalau untuk Brangus sendiri dia bisa menghabiskan 20 kg rumput dalam sehari. Ya kalau dalam sehari bisa menghabiskan 300 kg rumput. Kebetulan saya juga menyediakan lahan buat rumputnya," ujarnya.
"Makanannya rumput, kolonjono atau pakcong ditambah sedikit racikannya. Saya juga baru belajar juga sih," sambungnya.
Ia menyebut sejauh ini pihak Puskeswan dan Dinaskeswan Lampung Selatan selalu membantu dirinya dalam merawat sapinya tersebut.
"Kalau dari Puskeswan mereka rutin kok mengecek kesehatan sapi-sapi disini. Kemarin juga pas ngurus berkas dibantu dari puskeswan juga dari Dinaskeswan Lampung Selatan," tukasnya.
( Tribunlampung.co.id/ Dominius Desmantri Barus )
Juru Parkir di Terminal Pringsewu Nekat Jadi Kurir Sabu karena Alasan Ekonomi |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Lampung Hari Ini 28 Agustus 2025, Sebagian Besar Wilayah Berawan |
![]() |
---|
Polres Mesuji Lampung Tangkap Adik Bacok Kakak Gegara Kesal Ditegur Buang Beras |
![]() |
---|
Wali Kota Hadiri Pemusnahan BB Kejahatan, Pil Kecetit dan Pistol Korek Api Dihancurkan |
![]() |
---|
Respons Manajemen RSUDAM Lampung Usai Oknum Dokter Dipolisikan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.