Pilkada Pringsewu

Putri Mantan Bupati Lampung Barat Resmi Diusung PDIP di Pilkada Pringsewu 2024

Nama putri mantan Bupati Lampung Barat, Mukhlis Basri, Laras Tri Handayani, kembali mencuri perhatian publik Lampung, jelang perhelatan Pilkada 2024.

|
Instagram Laras Tri Handayani
Nama putri mantan Bupati Lampung Barat, Mukhlis Basri, Laras Tri Handayani, kembali mencuri perhatian publik Lampung, khususnya jelang perhelatan Pilkada 2024 serentak. Nama Laras Tri Handayani muncul sebagai bakal calon yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDIP ) dalam Pilkada Pringsewu 2024. 

Sulawesi Utara: Steven Kandouw-Alfred Denny Djoike Tuejeh

Gorontalo: Hamzah Isa-Abdurrahman Abubakar Bahmid

Maluku: Jeffrey A Rahawarin-Abdul Mukti Keliobas

Papua Barat Daya: Yopi Ones-Ibrahim Ugaje

Papua Selatan: Apolo-Paskalis Imadawa

Papua Tengah: Meki Fritz Nawipa-Deinas Geley

Bagaimana Nasib Pasangan Anies Baswedan-Rano Karno?

Diketahui, PDIP santer dikabarkan bakal mengusung Anies Baswedan dan Rano Karno untuk maju di Pilkada DKI Jakarta 2024.

Isu itu semakin santer setelah Anies bersilaturahmi ke Kantor DPD DKI Jakarta, Minggu (25/8/2024).

Namun, Ketua DPP PDIP, Said Abdullah, tak memberikan jawaban yang jelas saat ditanya isu duet Anies-Rano Karno.

"Insya Allah," kata Said, Senin (26/8/2024), dilansir Kompas.com.

Tak hanya itu, Anies-Rano Karno juga tak terlihat di Kantor DPP PDIP saat partai berlambang banteng itu mengumumkan cagub-cawagub untuk Pilkada Serentak 2024, Senin.

Terkait hal itu, Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin, menyebut PDIP masih bimbang akan mengusung Anies atau tidak.

"Soal kemungkinan PDIP mengusung Anies atau tidak, peluangnya masih fifty-fifty, bisa mengusung, juga bisa tidak," ungkap Ujang, Senin.

Lebih lanjut, Ujang berpendapat Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, lebih mengutamakan kadernya sendiri untuk maju Pilkada Serentak 2024.

"Saya masih yakin Megawati akan mengutamakan kadernya. Akan mengutamakan orang yang sudah habis-habisan, berjuang mati-matian, berdarah-darah di partai untuk bisa diusung untuk menjadi kepala daerah. Itu yang prioritas, yang utama," urai Ujang.

Kendati demikian, Ujang menyebut PDIP bisa saja mengusung Anies jika mantan Gubernur DKI Jakarta itu dan Megawati memiliki kesamaan kepentingan, yaitu melawan rezim Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Selain alasan tersebut, Ujang juga mengungkapkan syarat lain yang harus dipenuhi Anies jika ingin diusung PDIP.

Menurut Ujang, Anies harus bersedia mematuhi batasan-batasan yang diberikan PDIP.

"Kalau (PDIP) politiknya pragmatis ya peluang 50 persen ada untuk mengusung Anies karena mungkin kesamaan kepentingan lalu kesamaan ingin bersama-sama melawan Jokowi, kan gitu," jelas dia.

"Jadi dalam konteks itu, ya kalau Anies manut, nurut jadi petugas partai lalu punya kartu anggota partai, ikut ajaran Bung Karno, wong cilik, dan macam-macam syarat formal PDIP, ya mungkin saja 50 persen itu Anies diusung (PDIP)" pungkasnya.

Adian Minta Ahokers Dukung Apapun Keputusan Megawati

Sebelumnya, Wakil Sekjen DPP PDIP Bidang Komunikasi, Adian Napitupulu, bertemu massa yang tergabung dalam aliansi Demi Anak Generasi (DAG) yang mengatasnamakan pendukung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok (Ahokers), Minggu.

Dalam pertemuan yang digelar di Kantor DPP PDIP itu, Adian ditemani kader PDIP lainnya, Ronny Talapessy.

Kepada Ahokers, Adian menceritakan sampai saat ini DPP PDIP belum memutuskan untuk mendukung Ahok atau tokoh-tokoh lain untuk maju dalam Pilkada Jakarta, tak terkecuali Anies Baswedan.

"Ke mana (dukungan) PDIP, prediksinya? Saya tidak mau pakai prediksi-prediksian, tapi percayalah di gedung itu (kantor DPP PDIP) semua kita bicarakan, percaya saja."

"Kita berbicara tentang calon A, B, dan sebagainya. Tapi kita organisasi, partai politik. Organisasi mau berjalan dengan baik harus punya pimpinan."

"Dan sebagai kader partai , kita harus ikuti arahan pimpinan. Bisa dipahami, Ibu, Bapak?" jelas Adian.

Penjelasan Adian itu disambut jawaban bisa oleh para massa.

Adian kemudian menyinggung, perbedaan pendapat dalam mendukung suatu calon di sebuah kontestasi itu biasa terjadi di mana saja.

Namun, nantinya keputusan yang akan diambil oleh Megawati harus dipegang teguh oleh seluruh kader, termasuk Ahokers.

"Begini, begini. Ibu-ibu punya anak tak di rumah? Anaknya punya banyak keinginan, tidak? Banyak."

"Nah ketika Ibu-ibu memutuskan sesuatu yang mungkin berbeda dengan keinginan anaknya, apakah tujuannya untuk mencelakakan anaknya? Tidak."

"Nah sama, itulah yang ada di ibu kita, Megawati. Jadi ketika kita berbeda keinginan. Sampaikan. Biarkan ibu kita memutuskan."

"Dengan satu keyakinan, dia tidak akan memberikan yang buruk untuk kita. Dia tidak akan mencelakakan anaknya. Dia tidak akan mencelakai rakyat," urai Adian.

"Kenapa demikian? Percaya saja. Banyak hal yang sudah dilewati oleh Ibu Megawati yang tidak kita lalui. Sakit hatinya, air matanya, keringatnya, pengorbanannya. Dia dikhianati dan sebagainya."

"Semuanya itu kemudian menjadikan dia menjadi seorang ibu yang menurut saya sangat bijaksana," lanjutnya.

Menutup keterangannya, Adian bertanya kepada seluruh Ahokers yang hadir soal apakah mereka mau memberikan kesempatan kepada Megawati dan menerima apapun keputusannya.

Pertanyaan tersebut dijawab kompak dengan kata "siap, Bang" oleh para Ahokers.

"Kami dukung keputusan Ibu Mega," ujar sejumlah ibu-ibu yang hadir menjadi bagian dari pendukung Ahok tersebut.

( Tribunlampung.co.id / Riyo Pratama / Tribunnews.com )

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved