Berita Nasional

Tambang Ilegal di Balik Insiden Polisi Tembak Polisi di Polres Solok Selatan

Kasat Reskrim Polres Solok Selatan AKP Ulil Ryanto Anshari tewas di tangan rekannya sendiri, Kabag Ops AKP Dadang Iskandar.

Tribun Padang
Kasat Reskrim Polres Solok Selatan AKP Ulil Ryanto Anshari tewas di tangan rekannya sendiri, Kabag Ops AKP Dadang Iskandar. 

"Saat terjadi penembakan tidak ada personel, hanya mereka berdua saja. Lokasinya di parkiran belakang Polres," ujarnya. 

Setelah bunyi tembakan terdengar, para personel segera mendatangi lokasi kejadian. Mereka menemukan korban dalam kondisi terkapar. 

"Para personel yang mendatangi lokasi tersebut menemukan Kasat Reskrim yang sudah terkapar. Terdapat dua tembakan di pelipis kanan dan pipi kanan," tambah Tri Sukra. 

Melihat kondisi korban yang kritis, personel segera membawanya ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan pertolongan.

"Diduga Kasat Reskrim sudah meninggal dalam perjalanan menuju puskesmas. Karena kata orang puskesmas, dia sudah meninggal dan kemudian dibawa ke RS Bhayangkara di Padang," jelasnya. 

Setelah melakukan penembakan, Kabag Ops Dadang Iskandar meninggalkan lokasi menggunakan mobil dinasnya.

Ia pergi ke Padang untuk menyerahkan diri ke Polda Sumbar. 

"Setelah menembak Kasat Reskrim, Kabag Ops dengan mobil dinasnya langsung menyerahkan diri ke Polda Sumbar," ujar Kasi Humas Polres Solok Selatan Iptu Tri Sukra Martin. Saat ini, Dadang tengah diperiksa di Mapolda Sumatera Barat

Kejadian ini menimbulkan keprihatinan di kalangan jajaran kepolisian dan masyarakat setempat. Investigasi lebih lanjut sedang dilakukan untuk mengungkap penyebab dan latar belakang penembakan tersebut.

Tambang Ilegal

Area parkiran Polres Solok Selatan menjadi saksi bisu peristiwa tragis yang terjadi pada Jumat (22/11/2024) dini hari. Insiden itu menyita perhatian Kapolda Sumatera Barat Irjen Pol Suharyono.

Dia mengatakan, penembakan ini diduga berkaitan dengan kasus tambang ilegal galian C yang telah ditindak oleh Satreskrim Polres Solok Selatan di bawah kepemimpinan AKP Ulil. 

“AKP Ulil tegas dalam menindak pelanggaran tambang ilegal, sesuai arahan penegakan hukum. Namun, hal itu memicu pro dan kontra di kalangan internal, termasuk dengan pelaku,” jelas Suharyono. 

AKP Dadang diduga tidak setuju dengan langkah penegakan hukum terhadap penambang ilegal, yang akhirnya memunculkan konflik hingga berujung pada penembakan.

Setelah menembak Ulil, AKP Dadang langsung meninggalkan lokasi menggunakan mobil dinasnya dan menyerahkan diri ke Polda Sumatera Barat.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved