Berita Lampung

Teater Satu Lampung Gelar Teater Kisah Pahlawan Raden Inten Bertajuk 'Di Mana Engkau, Radin?'

Kisah pahlawan Lampung Raden Inten ini akan dipentaskan secara kolosal melibat sekira 113 pelaku seni dari Provinsi Lampung.

Penulis: Hurri Agusto | Editor: Reny Fitriani
Dokumentasi
Seniman teater satu Lampung saat memerankan lakon "Di Mana Engaku, Radin?" 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Teater Satu Lampung menggelar pertunjukkan teater bertajuk "Di Mana Engkau,Radin?" yang mengusung kisah kepahlawanan.

Kisah pahlawan Lampung Raden Inten ini akan dipentaskan secara kolosal melibat sekira 113 pelaku seni dari Provinsi Lampung.

Teater karya sutradara Iswadi Pratama ini berlangsung di Gedung Teater Tertutup Taman Budaya Lampung, Bandar Lampung, mulai tanggal 5 hingga 7 Desember 2024 mulai pukul 19.00 WIB.

Pagelaran teater ini sendiri didukung oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia melalui program Fasilitasi Bantuan Kebudayaan tahun 2024. 

Penulis skenario sekaligus sutradara teater ini, Iswadi Pratama menjelaskan, lakon tentang pahlawan Nasional Raden Inten II tersebut akan menyajikan fase-fase perjuangan melawan kolonialisme dan imperialisme pada era 1850-1856. 

"Kami juga akan menyajikan background sejarah berupa keruntuhan VOC, kedatangan Hindia Belanda, runtuhnya Kesultanan Banten dan penerapan culture stelsel di Lampung," ujar Iswadi, Kamis (5/12/2024)

Iswadi membeberkan, pertunjukkan yang mengambil bentuk epik ini akan disajikan secara lintas dramaturgi; yang melibatkan seniman tari, pesilat, aktor, sastra lisan Lampung, grup paduan suara, video art, dokumenter, dan Instalasi. 

"Dengan pendekatan lintas dramaturgi ini, kami berharap citarasa pertunjukkan epik akan lebih kental," kata Founder Teater Satu Lampung ini.

Menurut Iswadi pertunjukkan teater yang ditulisnya ini tidak bermaksud untuk merepresentasikan sejarah sepenuh-penuhnya. 

Dia mengatakan, pertunjukan inj akan menyajikan refleksi terhadap sejarah Radin Inten sehingga ada nilai-nilai yang dapat dijadikan landasan sikap dan cara berfikir untuk menghadapi kenyataan-kenyataan hari ini. 

"Memang tidak mudah untuk menyusun dan menyatukan puzel-puzel sejarah perjuangan Radin Inten II karena adanya keterbatasan data yang satu sama lain bisa berbeda. Karena itu kami mencoba menggali nilai-nilai yang dapat direfleksikan untuk hidup kita hari ini," pungkasnya.

(Tribunlampung.co.id/Hurri Agusto)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved