Berita Terkini Nasional

Guru SD di Medan yang Hukum Siswa Duduk di Lantai Merasa Tak Bersalah

Guru SD Yayasan Abdi Sukma, Medan Sumut yang bernama Haryati merasa tidak bersalah telah menghukum siswa kelas 4 SD berinisial MI (10).

|
Editor: taryono
Kolase Tribunnews.com
Guru SD Yayasan Abdi Sukma, Medan, Sumatra Utara (Sumut) yang bernama Haryati merasa tidak bersalah telah menghukum siswa kelas 4 SD berinisial MI (10) duduk di lantai kerena menunggak pembayaran SPP selama tiga bulan. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, MEDAN - Guru SD Yayasan Abdi Sukma, Medan, Sumatra Utara (Sumut) yang bernama Haryati merasa tidak bersalah telah menghukum siswa kelas 4 SD berinisial MI (10) duduk di lantai kerena menunggak pembayaran SPP selama tiga bulan.

Fakta ini diungkap oleh ibu MI yang bernama Kamelia (38).

Karena Haryati merasa tak bersalah dan ogah minta maaf kepada dirinya,  Kamelia pun memviralkan kasus tersebut.

"Jadi niat buat video itu, tadi bukan buat supaya sampai seperti ini (viral), enggak sebenarnya."

"Saya hanya (ingin) ngasih pelajaran, karena saya ditantang (guru itu) viralkan. Saya bilang ke dia, Ibu jangan sampai viral perbuatan ini, viralkan katanya," ungkapnya, Minggu (12/1/2025).

Ia menjelaskan pihak sekolah sudah banyak membantu kedua anaknya yang duduk di bangku kelas 4 dan kelas 1.

Kamelia hanya tidak terima dengan perlakuan Haryati yang mempermalukan anaknya di depan siswa lain selama tiga hari.

"Saya coba buat video itu hanya untuk memberi pelajaran, bukan untuk buat seperti viral atau saya mengharap dapat bantuan bukan gitu."

"Saya juga enggak juga punya niat untuk buat jelekan sekolah, tidak. Saya hanya menyayangkan sikap oknum gurunya," tegasnya.

Menurutnya, hanya guru Haryati yang bersikap arogan di sekolah tersebut sehingga seluruh guru terkena dampaknya.

"Cuman dia (guru itu) yang bersifat kayak gitu sama murid, jadi biar ada efek jeranya juga. Jangan ada (peristiwa) yang dialami kayak anak saya jangan ada korban lagi," tuturnya.

Kamelia berencana memindahkan anaknya ke sekolah lain karena trauma.

Jika pihak sekolah memecat wali kelas bernama Haryati, Kamelia tak akan memindahkan anaknya.

"Saya berkoordinasi dengan kepala sekolah, Buk kalau dia gak keluar, saya tarik anak saya."

"Karena otomatis anak saya trauma," ucapnya, Sabtu (11/1/2025).

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved