Berita Terkini Nasional

Pemerintah Setop Impor Beras hingga Gula, Presiden Prabowo Yakin Tahun Ini Capai Swasembada Pangan

Presiden Prabowo Subianto memerintahkan jajarannya agar tak lagi mengimpor beras, garam, hingga gula konsumen, pada tahun 2025 ini.

Editor: Teguh Prasetyo
Kanal YouTube Kemendikdasmen
Presiden Prabowo Subianto 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto memerintahkan jajarannya agar tak lagi mengimpor beras, garam, hingga gula konsumen, pada tahun 2025 ini.

Perintah itu bukan tanpa alasan, karena Prabowo yakin tahun ini Indonesia akan mencapai swasembada pangan.

"Kalau swasembada pangan, saya juga gembira. Target yang saya berikan 4 tahun, tapi saya percaya akan tercapai jauh sebelum tahun keempat," kata Prabowo saat meresmikan puluhan proyek strategis bidang ketenagalistrikan di Sumedang, Jawa Barat, Senin (20/1/2025).

"Saya dapat laporan dari menteri-menteri bidang pangan bahwa sebelum tahun kedua kita sudah swasembada pangan. Kita tidak akan impor pangan lagi. Energi saya kira dengan kemampuan kita menuju swasembada energi dalam waktu tidak lama," tambah Prabowo.

Sementara Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono mengatakan, perintah untuk tidak melakukan impor pangan itu adalah target dari pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

"Ini target, namanya perintah (dari Prabowo) nih, kita tidak boleh impor beras di tahun ini 2025. Tidak impor beras, tidak impor jagung, tidak impor gula konsumsi, dan tidak impor garam konsumsi," kata Sudaryono usai bertemu Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul di Kantor Kementerian Sosial, Jakarta, Senin (20/1/2025).

Menurut Sudaryono, perintah itu menuntut berbagai langkah konkret dari pemerintah, termasuk penyesuaian anggaran dan fokus pada swasembada pangan.

Dia menegaskan prioritas awal pemerintah adalah memastikan kebutuhan pokok seperti beras, jagung, garam, dan gula dapat dipenuhi secara mandiri sebelum merambah ke komoditas lain seperti susu dan daging.

"Termasuk apakah susu dan daging yang saat ini kita memang lebih banyak impor daripada yang kita produksi. Itu juga menjadi bagian dari roadmap kita untuk swasembada," ujar Sudaryono.

Lahan Baru

Sudaryono juga menyoroti pentingnya pembukaan lahan baru melalui program food estate yang akan menjadi solusi jangka panjang menghadapi kebutuhan pangan.

"Mau enggak mau kita harus, memang harus ada pembukaan lahan baru di daerah-daerah yang kita lebih banyak Pak Menteri, itu di daerah rawa," ucapnya.

Menurutnya, daerah rawa memiliki potensi besar karena tidak memerlukan sistem irigasi yang rumit.

Berbeda dengan lahan pertanian di kawasan pegunungan.

"Karena kalau rawa itu enggak perlu mikir air, sudah ada airnya. Kalau di gunung-gunung, di mana-mana kan kadang susah harus bikin irigasi dan seterusnya," tutur Sudaryono.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved