Harga Singkong Anjlok di Lampung

Karut Marut Harga Singkong di Lampung, Menteri Pertanian Tindak Tegas Importir Tapioka

Mentan menuding importir yang memilih produk impor ketimbang membeli singkong petani lokal Lampung tak jauh beda dengan penjajah.

Tribunlampung.co.id / M Rangga
Ribuan massa aksi unjuk rasa dari petani singkong yang tergabung dari tiga kabupaten di Lampung telah membubarkan diri. 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Karut marut harga singkong di Lampung mendapat reaksi keras Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman. Mentan menuding importir yang memilih produk impor ketimbang membeli singkong petani lokal tak jauh beda dengan penjajah.

Andi Amran Sulaiman mengaku akan menindak tegas importir tapioka yang lebih memilih produk luar negeri atau impor ketimbang membeli singkong dari petani lokal Lampung.

Amran menegaskan bahwa importir di Lampung tidak boleh berpikir sebagai penjajah.

Ia meragukan patriotisme industri yang lebih memilih produk negara lain daripada dalam negeri. 

“Mengimpor produk pangan dari negara lain lebih dari produk dalam negeri, diragukan patriotismenya. Tandanya itu mereka lebih sayang petani luar,” kata Amran.

Itu dikatakan Mentan Amran setelah mengetahui adanya aksi protes ribuan petani di Lampung ke pabrik pengolahan tepung tapioka.

Aksi protes tersebut dipicu oleh rendahnya harga singkong yang disinyalir karena adanya impor.

“Ini kami dengar di Lampung terkait harga singkong, kami akan undang, kami akan undang industri, undang petaninya. Kami minta kepada importir, tegas, jangan zalimi petani,” kata Amran dalam keterangan tertulis, Jumat (24/1/2025). 

Amran mengatakan bahwa jajarannya akan menindak importir yang menzalimi petani.

“Menzalimi petani, menzalimi rakyat Indonesia itu adalah pengkhianat bangsa,” ucap dia.

Seperti diketahui, ribuan petani singkong dari tujuh kabupaten di Lampung menggeruduk pabrik pengolahan tapioka pada Kamis (23/1/2025).

Mereka menuntut agar perusahaan segera menerapkan harga singkong sesuai Surat Keputusan Bersama (SKB) yang disepakati, yaitu Rp 1.400 per kilogram.

Menurut kajian Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), impor tapioka menjadi salah satu penyebab rendahnya harga beli singkong di Lampung.

Petani tunda panen

Petani singkong di Tulangbawang, Lampung, memilih untuk menunda panen lantaran sejumlah pabrik tapioka menutup operasionalnya seusai didemo beberapa waktu lalu.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved