Berita Terkini Nasional

Antok Pemutilasi Uswatun Tersenyum Santai Tenteng Koper Merah, Gerak-geriknya Disorot

Berjalan biasa, tersangka Antok terlihat menahan berat beban saat mengangkat koper yang dibawa hanya dengan satu tangan.

Tangkapan layar CCTV/Kompas.com
TENTENG KOPER - Screenshot rekaman CCTV yang memperlihatkan Antok pelaku mutilasi Uswatun di Ngawi ketika hendak keluar hotel membuang jasad korban pada Minggu (19/1/2025). Ekspresi Antok tampak tersenyum jadi sorotan. 

Jasad Sempat Disimpan 36 Jam

Menurut keterangan Direktur Ditreskrimum Polda Jatim, Kombes Pol Farman, pembunuhan ini diduga sudah direncanakan dengan matang oleh Antok sejak Minggu (19/1/2025).

Tersangka memancing Uswatun untuk bertemu dengan iming-iming uang satu juta rupiah.

Uswatun, yang merupakan wanita dua anak, dijanjikan uang tersebut agar bersedia menemuinya di Terminal Gayatri, Tulungagung, pukul 17.00 WIB.

Setelah itu, mereka berdua melanjutkan perjalanan ke hotel di kawasan Jalan Mayor Bismo, Semampir, Kota Kediri, sekitar pukul 22.00 WIB.

Di dalam kamar hotel, cekcok antara Antok dan Uswatun tak terhindarkan. Dalam keadaan emosi, Antok berupaya mencekik leher Uswatun hingga korban berontak dan kepalanya terbentur lantai, mengakibatkan luka pendarahan hebat.

Pendarahan itu membuat Uswatun kehilangan kesadaran dan akhirnya meninggal dunia.

"Pengakuannya ada percekcokan dan terjadilah korban dicekik oleh yang bersangkutan sehingga meninggal," ujar Farman dalam konferensi pers yang berlangsung pada Senin (27/1/2025).

Setelah memastikan korban tewas, Antok menutupi tubuh Uswatun dengan kain seprai hotel dan meninggalkan hotel dengan mobil Suzuki Ertiga milik korban.

Sekitar pukul 00.30 WIB, ia pergi ke rumahnya di Tulungagung untuk mengambil koper merah dan perlengkapan lain yang dibutuhkan. Tersangka mengajak keponakannya, MAM, untuk membantunya membawa koper dan perlengkapan seperti tali pramuka, kantong plastik, dan pisau yang ia beli di minimarket.

MAM kembali pulang setelah membantu menurunkan barang-barang dari mobil.

Antok menyuruhnya untuk kembali menjemput pada pukul 05.00 WIB. Begitu MAM datang, mereka berdua membawa koper yang berisi tubuh korban ke rumah kosong milik nenek Antok di Dusun Banaran, Gombang, Pakel, Tulungagung.

Di sana, jasad korban disimpan selama 36 jam.

Lalu tersangka membawa mobil korban untuk dijual seharga Rp57 juta kepada seseorang di Kabupaten Sidoarjo.

Tersangka kemudian kembali pulang ke rumah neneknya di Tulungagung dengan menumpang bus angkutan di Terminal Purabaya, Bungurasih, Sidoarjo, pukul 18.00 WIB.

Sumber: Tribun Lampung
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved