Berita Terkini Nasional
Oknum Bidan Sebabkan Siswi SMP Buta di Palembang Tak Berizin Praktik, Dituntut 4 Tahun
Sebab oknum bidan di Palembang tersebut melakukan pengobatan meskipun tidak mempunyai izin praktik.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Palembang - Seorang oknum bidan di Palembang dituntut empat tahun penjara atas dugaan malpraktik.
Sebab oknum bidan di Palembang tersebut melakukan pengobatan meskipun tidak mempunyai izin praktik.
Ironisnya dalam aktivitasnya mengobati pasien, salah satu pengguna jaksa oknum bidan yang masih SMP jadi korban hingga alami kebutaan.
Kasus tersebut mencuat lantaran orang tua korban mengadu ke Dinas PPA Sumsel hingga melaporkan ke SPKT Polda Sumsel.
Perkara oknum bidan Agustina atau Ag sudah masuk ke persidangan di Pengadilan Negeri Palembang.
Jaksa Penuntut Umum menuntut bidan Ag empat tahun penjara karena melakukan malapraktik hingga siswi SMP bernama Berlian mengalami kebutaan.
Agustina dinilai terbukti melanggar pasal 441 ayat 1 Undang-Undang RI Nomor 17 tahun 2023 tentang kesehatan.
Dalam sidang yang digelar di Pengadilan Negeri Palembang itu, terungkap fakta bahwa bidan AG tak memiliki izin membuka praktik.
"Menggunakan identitas berupa gelar atau bentuk lain yang menimbulkan keresahan masyarakat. Yang mana seharusnya memiliki SIP ataupun STR sebagaimana seharusnya diatur di dalam Permenkes no 28 tahun 2017 di mana seorang bidan yang belum memiliki SIP (Surat Ijin Praktek) tidak diperbolehkan ," ujar JPU Misrianti saat membacakan tuntutan, Selasa (25/2/2025).
JPU meminta Majelis Hakim menjatuhkan pidana penjara selama 4 tahun kepada terdakwa Agustina.
"Oleh karena itu menuntut supaya terdakwa dipidana penjara selama 4 tahun," katanya.
JPU menetapkan barang bukti berupa 1 keping berisi 10 (Sepuluh) tablet obat merek Allerzen Cetirizine Hydrochloride, satu keping berisi 10 tablet obat merek Yusimox Amoxilin Trihydrate, satu keping berisi 10 tablet obat merek Tera-f 2.
Satu keping berisi 10 tablet obat merek Gasela Ranitidine HCl, - satu keping berisi 10 tablet obat merek Samtacid, satu botol berisi 100 tablet obat merek Vitamin C, dan satu buah plang fiber berbentuk kotak bertuliskan Bidan Agustina Amd.Keb.
Terdakwa membuka praktriknya tidak mempunyai izin praktik sebagaimana seharusnya diatur di dalam Permenkes no 28 tahun 2017 yakni seorang bidan yang belum memiliki SIP (Surat Ijin Praktek) tidak diperbolehkan
Majelis hakim juga mempersilahkan terdakwa untuk menyampaikan pembelaan pada sidang selanjutnya Selasa depan.
Kronologis
Informasi yang dihimpun, Berlian diduga menjadi korban malapraktik setelah mengkonsumsi obat yang diberi oleh oknum bidan yang berada tak jauh dari tempat tinggalnya di Sukarami Palembang.
Akibatnya, korban mengalami pembengkakan pada kedua bola matanya hingga nyaris terlepas disertai seluruh tubuh juga mengalami ruam merah hingga melepuh.
Ketika ditemui, Nila Sari mengatakan peristiwa ini berawal saat anaknya mengalami demam yang disertai mual dan muntah pada Selasa, (02/07/2024), lalu.
Lalu, gelisah dengan kondisi sang anak, membuat Nila Sari pun mengajak Berlian untuk mengecek kesehatannya ke bidan berinisial AG yang berada tak jauh dari rumahnya.
"Datang ke bidan itu pak, lalu diperiksa bagian dada dan perut, terdapat biang keringat, habis itu anak saya dikasih 6 macam obat yang harus dimakan tiga kali sehari, "bebernya, Kamis, (8/8/2024), siang .
Setelah pulang ke rumah, Berlian langsung mengkonsumsi 6 macam obat yang diberi oleh bidan tersebut.
Namun, saat korban bangun besoknya, korban mengalami ruam merah melepuh di sekujur tubuh yang disertai rasa nyeri.
Selain itu, mata Berlian juga membengkak serta tidak bisa dikedipkan atau berkedip.
"Awalnya saya pikir itu reaksi obat yang diberikan oleh bidan, namun anak saya ini tidak punya riwayat alergi obat," katanya.
Setelah dua hari mengkonsumsi 6 jenis obat itu, sambungnya, kondisi ruam yang dialami Berlian justru makin bertambah parah.
Pada Jumat (05/07/2024), Nila kemudian kembali membawa anaknya ke bidan AG guna menanyakan kondisi ruam dan mata anaknya yang membengkak.
Tetapi saat kembali, bidan itu justru mengatakan apa yang dialami korban lumrah dan mencontohkan pasien lain yang berobat dan mengalami hal yang serupa dengan korban namun pulih kembali.
Kekhawatiran Nilapun bertambah, dengan kondisi anaknya tersebut, Nila memutuskan membawa ke RS Charitas Myria Palembang untuk mengobati apa yang dialami anaknya, pada Minggu (07/07/2024).
Di sana korban ditangani oleh dokter spesialis kulit dan dokter anak.
Korban juga bahkan harus menjalani rawat inap selama tujuh hari.
"Tetapi setelah seminggu dirawat kondisi anak sayapun tidak juga membaik, setelah itu Berlian saya bawa pulang ke rumah, lalu saya mengadu ke Dinas PPA Kota Palembang dan Sumsel," kata Nila.
Mengetahui hal tersebut, ditemani oleh pihak dari Dinas PPA, Palembang, Nila Sari pun melaporkan peristiwa ini ke SPKT Polda Sumsel, pada Minggu (14/07/2024).
Dicari Donor Kornea
Sementara itu, RS Bhayangkara Moh Hasan Palembang berusaha mencari donor kornea mata untuk Berlian.
"Kami dihubungi oleh Rumah Sakit, ada yang ngasih tahu referensi kalau mau berobat coba ke RS Bhayangkara mungkin ada jalan keluar," ujar Balqis, bibi Berlian, Senin (12/8/2024).
Pihak RS Bhayangkara Moh Hasan Palembang, lanjutnya, juga telah berkoordinasi dengan rumah sakit di Jakarta untuk membantu mencarikan dinor kornea mata.
"Kata dokter solusinya kalau ada donor kornea mata, itu diusahakan."
"Mereka akan diskusi dengan rumah sakit di Jakarta kalau ada yang bisa didonasikan ke Berlian nanti akan dihubungi, " imbuh dia.
Balqis melanjutkan, keponakannya tersebut masih punya kesempatan untuk bisa melihat.
"Harus cari kornea mata. Pemasangan kornea mata bisa dilakukan dengan syarat matanya masih bagus setidaknya ada bagian yang tidak rusak," katanya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
| Terbongkar Perilaku Bu Dosen Sebelum Tewas Dibunuh Oknum Polisi di Rumah | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Budi Arie Setiadi Bantah Projo Singkatan dari Pro-Jokowi, "Jangan Diframing" | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Hasil Tes DNA Kerangka Manusia di Kwitang, Ferry Irwandi Minta Tak Ditutupi | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Pelaku Pelecehan di Masjid Ditangkap, Berdalih Khilaf dan Salahkan Jin Masuk | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Tangis Warga Lihat Bu Dosen Telah Terbujur Kaku, Pelaku Diciduk Kurang dari 24 Jam | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/Oknum-bidan-yang-sebabkan-siswi-SMP-buta-di-Palembang-kini-dituntut-4-tahun-penjara.jpg)
                
												      	
												      	
												      	
												      	
				
			
											
											
											
											
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.