Berita Terkini Nasional

Awal Mula Ibu Hamil dan 2 Anaknya Tewas Terpanggang dalam Kebakaran Rumah di NTT

Peristiwa itu menimbulkan kesedihan lantaran ketiga korban tidak dapat selamat dari kebakaran yang menghanguskan 4 rumah di NTT.  

Tribunlampung.co.id/Bobby Zoel Saputra
ILUSTRASI KEBAKARAN - Sejumlah petugas damkar tengah berjibaku memadamkan api kebakaran gudang di Bandar Lampung, Senin (4/11/2024). Targedi kebakaran yang menewaskan ibu hamil dan dua anaknya di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT) menimbulkan kesedihan. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Nusa Tenggara TimurTragedi kebakaran yang merenggut tiga nyawa di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur ( NTT) menyedot perhatian publik.

Peristiwa itu menimbulkan kesedihan lantaran ketiga korban tidak dapat selamat dari kebakaran yang menghanguskan 4 rumah di NTT.  

Apa lagi si ibu hamil meninggal karena aksi heroiknya hendak menyelamatkan dua putra yang tengah tidur di dalam rumah yang kebakaran.

Upaya ibu hamil menyelamatkan dua anaknya malah berakhir tragis lantaran ketiganya meninggal usai terjebak kobaran api.

Diketahui ibu hamil bernama Syamsiah Muhamad (33), warga Bungawaru, Kelurahan Kalabahi Tengah, Kecamatan Teluk Mutiara, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur ( NTT).

Syamsiah meninggal dunia bersama dua putranya, Muhammad Fahaat (4) dan Muhammad Fahmi (2), dalam peristiwa kebakaran yang terjadi pada Kamis (6/3/2025) sekitar pukul 14.00 WITA.

Kebakaran tersebut menghanguskan empat bangunan yang berada di kompleks Bungawaru, termasuk tempat tinggal keluarga Syamsiah.

Bersama sang suami, Istiar Harun (37), Syamsiah dan dua anak mereka, tinggal di rumah yang juga dijadikan kios tempat usaha.

Dalam keadaan hamil, Syamsiah masuk ke dalam rumahnya yang terbakar, hendak menyelamatkan dua anaknya yang masih balita tersebut.

Nahas, nasib justru berkata lain, Syamsiah tewas bersama kedua anaknya karena terjebak di dalam kobaran api.

Saat kejadian, Istiar tengah menjaga kios di depan, sedanngkan Syamsiah dan dua anaknya berada di dalam kamar.

Istiar keluar ke depan toko untuk melayani pembeli.

Tetapi, tiba-tiba api muncul dari dalam kios dan cepat membesar lantaran barang-barang di dalamnya mudah terbakar.

Melihat kobaran api yang semakin membesar, Istiar sempat berteriak meminta tolong kepada warga sekitar. Tetapi, saat kebakaran terjadi, situasi sekitar sedang sepi.

Berdasarkan keterangan saksi mata, Syamsiah sebenarnya sudah sempat keluar dan lolos dari kobaran api.

Tetapi, Syamsiah teringat kedua anaknya yang masih tertidur, dan kembali masuk menembus kobaran api. Syamsiah juga sempat mencoba masuk, namun terhalang api.

Terlebih, untuk masuk ke dalam kios terhalang satu pintu.

"Ibu hamil itu sudah keluar, tapi dia masuk kembali karena anak-anaknya masih tidur di kamar, makanya mereka terjebak," ungkap Gerson Blegur, warga Kalabahi yang berada di lokasi kejadian, dilansir Kompas.com.

Dua unit mobil pemadam kebakaran dan tiga unit mobil tangki air milik masyarakat kemudian tiba di lokasi untuk memadamkan kobaran api.

Sebagai informasi, empat bangunan yang terbakar antara lain satu warung makan, satu bangunan rumah, dan tiga unit kios.

Penyidik Polres Alor pun berkoordinasi dengan petugas Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Bali guna menyelidiki penyebab kebakaran.

"Hari ini, tim Labfor Polda Bali akan laksanakan identifikasi untuk memastikan penyebab terjadinya kebakaran," ujar Kapolres Alor, AKBP Supriadi Rahman, kepada Kompas.com, Jumat (7/3/2025).

Selain pemeriksaan dari Labfor, polisi juga akan meminta keterangan dari sejumlah saksi mata kejadian kebakaran ini.

Supriadi juga mengatakan bahwa, jasad ketiga korban yang sempat dievakuasi ke rumah sakit tidak diautopsi.

"Pihak keluarga belum berkenan memberikan izin untuk otopsi," ungkap Supriadi.

Sehingga, jenazah ketiga korban itu kemudian dimakamkan oleh keluarga pada Kamis sekitar pukul 18.00 WITA.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved