Berita Terkini Nasional
Polisi Sita 6 Senpi dan Amunisi Senilai Rp 1,3 Miliar, Mau Diselundupkan ke KKB Papua
Upaya penyelundupan senjata api alias senpi dan ratusan amunisi aktif senilai Rp 1,3 miliar berhasil digagalkan jajaran kepolisian.
Tribunlampung.co.id, Papua Tengah - Upaya penyelundupan senjata api alias senpi dan ratusan amunisi aktif senilai Rp 1,3 miliar berhasil digagalkan jajaran kepolisian.
Adapun senpi yang berjumlah 6 pucuk tersebut direncanakan diselundupkan ke KKB di Puncak Jaya, Papua Tengah, oleh bekas prajurit TNI, yakni Yuni Enumbi (29).
Kepala Operasi Damai Cartenz Brigadir Jenderal (Pol) Faizal Ramadhani mengatakan, pengungkapan ini dilakukan dalam operasi yang dilakukan pada 1-7 Maret 2025. Penyitaan senjata dan amunisi dari Yuni Enumbi dilakukan pada Kamis (6/3/2025) di Kabupaten Keerom, Papua.
”Operasi ini merupakan hasil pemantauan mengungkap pergerakan senjata dari Jayapura menuju Puncak Jaya,” kata Faizal di Jayapura, Papua, Sabtu (8/3/2025).
Dalam operasi ini, terungkap Yuni Enumbi merupakan anggota TNI yang telah dipecat dari kedinasannya sejak 2022 akibat kasus jual-beli senjata api.
Dalam misinya ini, Yuni melibatkan dua orang dalam pengantaran menggunakan mobil menuju Puncak Jaya, yakni Yudhi Kalalo dan Matius Payokwa.
Kepolisian juga mengungkap, enam senjata api yang disita dari Yuni Enumbi merupakan produksi PT Pindad.
Adapun dua pucuk di antaranya merupakan senjata laras panjang berjenis SS1 serta empat pucuk berupa pistol berjenis G2.
Selain itu, ada 882 amunisi serta uang tunai senilai Rp 369 juta yang disita dalam pengungkapan ini.
Yuni Enumbi mengaku bahwa keseluruhan senjata dan amunisi dibeli seharga Rp 1,3 miliar dari luar Papua.
Menurut rencana, Yuni Enumbi akan membawa senjata dan amunisi ini untuk KKB Puncak Jaya pimpinan Lerimayu Telenggen.
Kepala Satgas Humas Damai Cartenz Komisaris Besar Yusuf Sutejo menuturkan, pihaknya masih akan mendalami keterlibatan pihak lain, termasuk sumber dana perdagangan senjata ini.
”Ini awal dari penyelidikan lebih lanjut. Kami akan terus menelusuri asal-usul senjata ini dan siapa saja yang terlibat,” ujar Yusuf.
Sementara itu, juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sambom, mengakui bahwa upaya pembelian senjata tersebut memang dilakukan kelompoknya di Puncak Jaya.
Di sisi lain, dia juga mengungkapkan, Yuni Enumbi merupakan bekas prajurit TNI yang telah menjadi bagian dari TPNPB-OPM.
Kasus sebelumnya
Pada tahun 2024, Kompas mencatat, upaya perdagangan senjata juga dari pecatan TNI lainnya, yakni Markus Okoseray.
Pada 3 Juni 2024, polisi menangkap Markus yang hendak menjual sebuah senjata api laras pendek kepada anggota OPM di Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura.
Dalam pendalaman polisi, senjata yang dijual Markus diperoleh dari warga sipil.
Senjata tersebut merupakan senjata bekas berkarat yang ditemukan di salah satu daerah di Jayapura.
Pada November 2023, Kepolisian Sektor Kantor Pelabuhan Yos Sudarso, Kota Ambon, menggagalkan upaya penyelundupan tiga senjata api laras panjang rakitan serta puluhan amunisi dari Maluku ke Papua.
Senjata tersebut diduga akan dijual kepada KKB di Papua dengan harga sekitar Rp 100 juta per pucuk.
Kepolisian setempat menangkap dua tersangka terkait kasus ini, yakni Jerry Loupatty alias Jeri serta Fredi Latupeirisa alias Edi. Saat itu, senjata dan amunisi akan diselundupkan mennggunakan KM Sirimau menuju Nabire, Papua Tengah.
Berdasarkan temuan Aliansi Demokrasi untuk Papua (ALDP) pada 2022, dalam kurun 2011-2021, setidaknya terdapat puluhan kasus perdagangan senjata.
Terdapat 51 pelaku dalam kasus ini, terdiri dari 31 warga sipil, 14 anggota TNI, dan 6 anggota Polri.
Hasil investigasi bersumber dari data primer dan sekunder ini juga mengungkap, sumber dana untuk membeli senjata api dan amunisi ilegal antara lain dana desa, dana hasil tambang emas ilegal, dan dana yang beredar saat pelaksanaan pilkada.
Jaringan penyelundupan ini menggunakan tiga jalur untuk melaksanakan aksinya.
Jalur pertama melalui jalan setapak di hutan dan rute mobil di pinggiran kota.
Sementara jalur kedua adalah laut dan sungai. KKB menggunakan perahu kecil dari dermaga untuk melintasi jalur ini, sedangkan masyarakat dan oknum aparat TNI-Polri menggunakan kapal motor dari pelabuhan besar.
Adapun jalur ketiga menggunakan moda transportasi udara.
Biasanya jalur ketiga ini digunakan oknum aparat TNI-Polri yang memiliki izin membawa senjata api dan amunisi dengan pesawat.
( Tribunlampung.co.id / Kompas )
Gubernur Dedi Mulyadi Dilempari Botol oleh Massa Demonstrasi |
![]() |
---|
Massa Demonstrasi Bakar Gedung DPRD Kota Makassar, Motor, dan Mobil |
![]() |
---|
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto Layat ke Rumah Driver Ojol Affan Kurniawan |
![]() |
---|
Adik Driver Ojol Affan Kurniawan Jadi Anak Asuh Gubernur Dedi Mulyadi |
![]() |
---|
Ferry Irwandi Duga Ahmad Sahroni Akan Kabur ke Singapura |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.