Mutiara Ramadan
Iktikaf dan Momen Muhasabah
Bambang menjelaskan, secara bahasa, iktikaf berarti berdiam diri di dalam masjid dalam rangka mengintensifkan hubungan kita dengan Allah SWT.
Penulis: Riyo Pratama | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh dengan keberkahan dan kemuliaan.
“Nuansa Ramadan sudah kita rasakan sejak bulan Rajab dan semakin hangat ketika memasuki bulan Sya'ban,” kata Sekretaris LPP PWM Lampung Bambang Mugiono dalam program Mutiara Ramadan di kanal YouTube Tribun Lampung yang tayang pada Jumat (21/3/2025) lalu.
Manakala kita mendapati bulan Ramadan, kebahagiaan dan keberkahan akan kita rasakan.
Mudah-mudahan kita tergolong orang-orang yang dapat meraih tujuan berpuasa, yaitu bertakwa kepada Allah SWT.
“Jika kita melihat desain sebuah bangunan yang sangat bagus dan megah, tentu kita akan meneliti serta melihat secara detail bangunan tersebut karena kemewahan dan kemegahannya. Sesungguhnya, Allah SWT telah menciptakan Ramadan dengan sangat baik, berupa desain terbaik untuk mengembalikan manusia yang mungkin lalai dari ketaatan kepada Allah, lalai dan berbuat maksiat. Pada bulan Ramadan, Allah mendesain manusia agar kembali bisa taat kepada-Nya,” jelasnya.
Menurut dia, Allah SWT memberikan kesempatan kepada kita di bulan Ramadan untuk memperbaiki diri.
Di bulan-bulan sebelumnya, mungkin kita banyak lalai dari Allah SWT, maka bulan Ramadan menjadi tempat bagi kita untuk memperbaiki diri dan bermuhasabah.
“Allah mendesain ibadah yang tadinya mungkin kita lalai atau malas melaksanakannya, baik ibadah wajib maupun sunah. Namun, ketika datang bulan Ramadan, kita menjadi lebih mudah dalam menjalankan kewajiban kepada Allah serta melaksanakan sunah-sunah Rasulullah SAW dengan amalan-amalan lain yang mendukung ibadah di bulan Ramadan,” tambah Bambang.
Di bulan Ramadan, Allah juga mendesainnya dengan sangat teliti. Ketika 10 hari pertama telah kita lewati, lalu 10 hari kedua juga telah berlalu, Allah SWT melalui Rasulullah SAW memberi kesempatan kepada orang-orang beriman untuk menjadikan 10 hari terakhir di bulan Ramadan sebagai momen untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Dikatakannya, salah satu caranya adalah dengan mengikuti sunah Rasulullah SAW, yaitu iktikaf.
Bambang menjelaskan, secara bahasa, iktikaf berarti berdiam diri di dalam masjid dalam rangka mengintensifkan hubungan kita dengan Allah SWT.
“Rasulullah SAW menganjurkan kepada kita dan telah mencontohkan selama hidupnya untuk beribadah dengan lebih baik, lebih khusyuk, dan lebih intim di 10 hari terakhir bulan Ramadan,” imbuh Bambang.
Rasulullah SAW menjadikan iktikaf sebagai salah satu sarana untuk bermuhasabah diri: Sudah baikkah ibadah kita selama ini? Berapa banyak maksiat yang telah kita lakukan? Berapa banyak dosa yang telah kita perbuat? Allah menjadikan 10 hari terakhir di bulan Ramadan sebagai kesempatan emas bagi kita untuk memperbaiki diri.
Rasulullah SAW mencontohkan bahwa di 10 hari terakhir Ramadan, kita harus lebih giat dalam beribadah, baik di siang maupun malam hari. Rasulullah SAW sangat menganjurkan kepada kaum Muslimin untuk "mengencangkan ikat pinggang", yakni lebih bersungguh-sungguh dalam beribadah, terutama dengan iktikaf di malam-malam bulan Ramadan.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan ketika beriktikaf pada bulan Ramadan?
Di antaranya, menjalankan ibadah wajib, seperti salat fardu; melaksanakan salat-salat sunah; membaca dan mentadaburi Alquran; mempelajari ilmu-ilmu dalam Alquran; serta memperbanyak zikir dan doa.
Selama 10 hari terakhir di bulan Ramadan adalah sarana bermuhasabah.
“Sudahkah ibadah yang kita lakukan adalah ibadah yang terbaik? Jadikan momen ini sebagai waktu untuk terus introspeksi diri. Sudah 20 hari kita menjalani Ramadan, apakah ada perubahan baik dalam diri kita? Apakah 20 hari yang telah berlalu ini telah menjadikan kita pribadi yang lebih baik?” kata Bambang.
Maka, 10 hari terakhir di bulan Ramadan menjadi ujian bagi kita: apakah kita akan mendapatkan kebaikan atau justru kehilangan kesempatan untuk meraihnya? Mari kita sempurnakan 20 hari pertama di bulan Ramadan dengan iktikaf, dan akhirnya kita sempurnakan dengan zakat fitrah di hari raya Idul Fitri.
Rasulullah SAW senantiasa menganjurkan umatnya untuk memperbanyak doa di 10 hari terakhir bulan Ramadan. Mudah-mudahan dengan doa-doa yang kita panjatkan, kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang bertakwa di sisi Allah SWT. Mudah-mudahan Allah SWT memberikan ampunan, menjauhkan kita dari api neraka, serta mengampuni dosa-dosa dan kesalahan yang telah kita lakukan.
(Tribunlampung.co.id/Riyo Pratama)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.