Berita Lampung
Sambut Lebaran dengan Festival Sekura di Lampung Barat, Hadirkan Dua Jenis Topeng
Festival Sekura atau topeng yang merupakan tradisi khas masyarakat Lampung Barat saat perayaan Idul Fitri, kembali digelar dengan meriah Lebaran ini.
Penulis: Riyo Pratama | Editor: Teguh Prasetyo
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LAMPUNG BARAT - Festival Sekura atau topeng yang merupakan tradisi khas masyarakat Lampung Barat saat perayaan Idul Fitri, kembali digelar dengan meriah pada Lebaran tahun ini.
Di setiap perayaannya, terdapat dua jenis Sekura yang memeriahkan acara yakni, Sekura Kamak (kotor) dan Sekura Betik (Bersih).
Festival Sekura sendiri biasanya digelar sejak H+2 Lebaran hingga H+7 Lebaran.
Adapun lokasinya ada di beberapa kecamatan di Lampung Barat, seperti di Kecamatan Belalau, Batu Ketulis, Batu Brak, Balik Bukit, Sumber Jaya, hingga Sukau.
Dan pada H+2 Lebaran kemarin, Selasa (1/4/2025), Festival Sekura digelar di Desa Kenali, Kecamatan Belalau, Lampung Barat.
Pantauan Tribun Lampung di lokasi, ribuan warga dan wisatawan memadati jalan-jalan utama untuk menyaksikan parade topeng khas yang menjadi daya tarik utama acara ini.
Adapun Sekura Betik memiliki ciri khas tersendiri, yaitu wajah yang dibalut dengan kain panjang dilengkapi dengan kopiah adat dan kain yang diikat pada pergelangan pinggang.
Untuk kostum yang digunakan nampak rapi dan bersih, sesuai dengan julukannya yakni Sekura Betik.
Di dalam festival, Sekura Betik menggambarkan karakter yang kalem dan bersih.
Sementara Sekura Kamak menggambarkan karakter yang kotor dengan wajah ditutup kayu yang dibentuk menyerupai wajah yang relatif jelek.
Menurut Ajo, salah satu peserta yang mengenakan topeng Sekura Bukhak mengatakan, Festival Sekura merupakan tradisi turun-temurun yang digelar setiap tahun saat Lebaran.
"Sekura adalah topeng yang dikenakan peserta festival yang terbagi dalam dua jenis, yaitu Sekura Betik (bersih) dan Sekura Kamak (kotor). Masyarakat dari berbagai penjuru Lampung dan daerah lain, turut berpartisipasi dengan mengenakan pakaian unik dan topeng berwarna-warni. Sehingga menciptakan suasana penuh kegembiraan," katanya.
Momentum bersekura ini, lanjutnya sebagai ajang silaturahmi dan mengekspresikan diri di tengah masyarakat. Selain juga sebagai wujud menyambut hari kemenangan.
"Masyarakat bertopeng sebagai wujud mengekpresikan diri. Karena dengan bertopeng, masyarakat bebas melakukan berbagai kegiatan setelah berpuasa satu bulan. Tentunya dengan tetap menjunjung tinggi ketertiban dan keamanan," ujar Ajo.
Sementara Eka, salah satu masyarakat yang mengenakan kostum Sekura Betik mengaku, dirinya sengaja memakai Sekura Betik lantaran ingin terlihat rapi.
Rayakan HUT ke-36, FIFGROUP Gelar Hajatan Cabang Bertabur Promo dan Hadiah |
![]() |
---|
Personel Batalyon B Pelopor Gunung Sugih Bagikan Bendera Gratis ke Pengendara |
![]() |
---|
Gubernur Lampung Ajak HMI Aktif dalam Pembangunan Daerah |
![]() |
---|
Gubernur Lampung dan Seluruh Ketua Parpol Gelar Pertemuan di Sukarame |
![]() |
---|
Bulog Ganti Beras Tak Layak Konsumsi di Palas Lampung Selatan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.