3 Polisi Gugur di Way Kanan Lampung

Anaknya Gugur di TKP Judi Sabung Ayam, Ibu Bripda Ghalib: Itu Pembunuh Biadab!

Ibu Bripda M Ghalib Surya Ganta, Suryalina, merasa banyak kejanggalan yang muncul dari proses rekonstruksi penembakan 3 anggota polisi di Way Kanan.

Tribunlampung.co.id/Deni Saputra
REKONSTRUKSI PENEMBAKAN POLISI: Denpom II/3 Lampung menggelar rekonstruksi oknum TNI menembak tiga polisi Way Kanan hingga meninggal dunia, Kamis (17/4/2025) di Satlog Danbekang, Kelurahan Way Dadi, Kecamatan Sukarame, Bandar Lampung. Ibu Bripda M Ghalib Surya Ganta, Suryalina, merasa banyak kejanggalan yang muncul dari proses rekonstruksi penembakan 3 anggota polisi di TKP judi sabung ayam di Negeri Batin, Way Kanan, Lampung. Bahkan, menurut Suryalina, apa yang ditampilkan dalam proses rekonstruksi tersebut bertentangan dengan fakta sebenarnya yang terjadi di TKP judi sabung ayam. 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Ibu Bripda M Ghalib Surya Ganta, Suryalina, merasa banyak kejanggalan yang muncul dari proses rekonstruksi penembakan 3 anggota polisi di TKP judi sabung ayam di Negeri Batin, Way Kanan, Lampung.

Bahkan, menurut Suryalina, apa yang ditampilkan dalam proses rekonstruksi tersebut bertentangan dengan fakta sebenarnya yang terjadi di TKP judi sabung ayam.

Diketahui, Denpom II/3 Lampung menggelar rekonstruksi penembakan tiga polisi hingga meninggal di lokasi judi sabung ayam di Negara Batin, Way Kanan, Lampung, oleh oknum TNI AD. Adapun proses rekonstruksi digelar di Satlog Danbekang, Kelurahan Way Dadi, Sukarame, Bandar Lampung, Kamis (17/4/2025).

Dalam penggerebekan arena judi sabung ayam di Kampung Karang Manik, Senin (17/3/2025) sore, tiga anggota kepolisian tewas tertembak.

Ketiga korban adalah AKP (anumerta) Lusiyanto, Aipda (anumerta) Petrus Apriyanto, dan Briptu (anumerta) Ghalib Surya Ganta.

Kakak Bripka Petrus Apriyanto, Haryanti, mengatakan, pihaknya merasa tidak puas dengan hasil rekonstruksi yang dilakukan oleh Denpom II/3 Lampung

"Kami tidak puas dengan rekonstruksi hari ini. Kami meminta keadilan harus ditegakkan seadil-adilnya. Itu pembunuhan berencana menurut kami," kata Haryanti kepada awak media seusai rekonstruksi. 

Dikatakannya, Petrus Apriyanto gugur dengan meninggalkan anaknya yang masih kecil.

"Adik saya itu mendambakan seorang anak. Malah adik saya meninggal ditembak tersangka. Adik saya dibunuh. Kami tidak bisa menerima itu. Pelaku harus mendapatkan hukuman mati," tutur Haryanti. 

Menurutnya, banyak hal janggal yang terlihat dalam rekonstruksi. "Kata mereka, anak saya mengejar mereka. Padahal tidak benar itu dan tidak ada," ucap Haryanti.

Hal serupa disampaikan Suryalina, ibu Bripda M Ghalib Surya Ganta.  Dia mengatakan, anaknya sudah meninggal tapi masih difitnah. 

"Pelaku itu pembunuh yang biadab. Masih dibilang anak saya menembak duluan. Itu tidak ada. Saya sudah tanya ke temennya yang menjadi saksinya langsung dan tidak ada. Kejam sekali mereka yang membunuh anak saya. Katanya (Ghalib) mengejar terus nembak. Padahal masih utuh itu pelurunya," tegas Suryalina. 

Sapril, keponakan AKP (anumerta) Lusiyanto, menilai proses rekonstruksi sangat ambigu. Ia mengatakan, banyak ketidaksesuaian yang terjadi dalam adegan rekonstruksi. "Kami tidak mengklaim tidak sesuai. Tapi memang tidak sesuai dengan fakta yang ada," kata Sapril.

Ia juga meminta agar persidangan digelar terbuka.

( Tribunlampung.co.id / Bayu Saputra )

Baca juga: Suami Lisa Mariana Tegas Sebut CA Darah Dagingnya dan Bukan Anak Ridwan Kamil

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved