UMKM Lampung

Berawal dari Iseng, Luluk Hertiwi Sukses Merintis Usaha Burger Guaprek

Di balik booth sederhana bertuliskan Burger Guaprek, berdirilah Luluk Hertiwi, perempuan kelahiran tahun 2000 yang diam-diam sedang mengukir mimpi.

Penulis: Riyo Pratama | Editor: Noval Andriansyah
Tribunlampung.co.id/HO
BURGER GUAPREK: Owner Burger Guaprek, Luluk Hertiwi (kiri), saat menyambut Gibran Rakabuming Raka (kanan) yang saat itu masih berstatus calon wakil presiden, di booth Burger Guaprek. Berawal dari keisengan Luluk atas makanan kesukaannya, kini ia sukses merintis usaha bernama Burger Guaprek. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Bandar Lampung – Di lantai dua kantin kampus Institut Informatika dan Bisnis (IBI) Darmajaya, aroma rempah dan daging panggang menguar lembut.

Di balik booth sederhana bertuliskan Burger Guaprek, berdirilah Luluk Hertiwi, perempuan kelahiran tahun 2000 yang diam-diam sedang mengukir mimpi besar.

Luluk bukan hanya seorang alumni Darmajaya. Ia adalah contoh nyata bagaimana mimpi bisa dirintis dari hal kecil, bahkan hanya dengan modal Rp150 ribu.

Memulai bisnis di tengah kesibukan kuliah bukan hal mudah. Luluk bercerita pada tahun 2020, di awal masa perkuliahannya, ia mencoba mencampur dua hal yang ia sukai: burger dan ayam geprek.

“Dulu waktu SMA saya suka coba-coba bikin burger. Karena saya juga doyan geprek, iseng-iseng saya gabungin,” kenangnya sambil tersenyum saat diwawancarai, Senin (5/5/2025).

Usahanya tak hanya berani, tapi juga kreatif. Dari dapur rumah dan media sosial, Burger Guaprek lahir.

Perlahan, nama unik ini mulai dikenal di kalangan mahasiswa dan warga Lampung.

Ketekunannya berbuah hasil saat ia memenangkan lomba UMKM tingkat kampus.

Dari sana, ia menerima dana bantuan sebesar Rp10 juta. Namun, dengan penuh perhitungan, ia hanya menggunakan sebagian kecil dari dana itu untuk pengembangan.

Kini, ia tak lagi berjalan sendiri. Ada tim kecil yang membantunya, yang juga turut merasakan manfaat usaha ini.

Burger Guaprek menawarkan cita rasa yang jauh dari kata biasa.

Sambal geprek, lada hitam, keju, hingga sambal tempoyak fermentasi durian khas Lampung menjadi andalan.

Bahkan ia sempat bereksperimen dengan isian udang dan tempoyak dalam ajang lomba tahun 2022.

“Tapi belum dijual. Harganya masih kurang cocok untuk kantong mahasiswa,” jelasnya.

Mengatur waktu antara kuliah dan bisnis adalah tantangan tersendiri.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved