Luna Maya di Mata Guru Sekolah, Lugu dan Polos

(Jadi aku seperti, ok mungkin (menikah) bukan untuk semua orang dan tidak masalah)

Setelah mencoba ikhlas, Luna Maya menjalani hidup seperti biasa dan tak memikirkan tentang jodoh.

Lalu Maxime pun datang dan bertahan.

Pikiran sebelumnya tentang takdir jodoh pun buyar setelah Maxime memberikan cincin lamaran.

"And i am ikhlas, what the surrender. I just surrender, just like 'it is what it is' its okay i accept. And you came, and then you stayed and you give me ring," ungkap Luna Maya.

(Dan akhirnya aku ikhlas, apa ya menyerah. Aku hanya pasrah, kayak 'itulah adanya' gak masalah aku terima. Dan kamu (Maxime) datang, dan kamu bertahan, lalu kamu memberiku cincin)

"I just wanna thank you, for giving me the best day of my life. Giving me hopefully the best time, and future journey together. Thankyou," tungkas Luna Maya.

(Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih, karena telah memberiku hari terbaik dalam hidupku. Semoga memberiku waktu terbaik, dan perjalanan masa depan bersama. Terima kasih)

Para tamu pun bersorak mengaminkan doa yang dipanjatkan Luna Maya.

Speechless dengan ungkapan perasaan Luna Maya, Maxime hanya menarik napas panjang lalu mencium sang istri.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com. 

( TRIBUNLAMPUNG.CO.ID / TRIBUNNEWS.COM )