Pemusnahan Bahan Peledak di Garut
Reaksi TNI AD Usai Pengakuan Warga Dibayar Rp 150 Ribu Preteli Amunisi Kedaluwarsa
Pengakuan warga terkait keterlibatan warga sipil di lokasi pemusnahan bahan ledak kedaluwarsa hingga menjadi korban tewas, memicu reaksi dari TNI AD.
"Sebulan (kerja) 15 hari?" tanya Dedi.
"Maksudnya tiap kesatuan, yang sekarang kesatuan dari Jakarta, itunya (kerjanya) 15 hari, kadang enggak sampai 15 hari," jawab Agus.
Terkait dengan keahlian membongkar selongsong peluru, Agus mengaku tak punya bukti sertifikasi.
Pun dengan para pekerja lainnya yang dipekerjakan oleh TNI.
Kendati demikian, Agus membantah ia dan para korban tewas akibat ledakan itu adalah pemulung bekas amunisi yang diledakkan.
"Posisi bapak bukan mulung, bukan berburu besi bekas? bukan berburu selongsong?" tanya Dedi Mulyadi.
"Bukan bapak," pungkas Agus.
"Posisi di situ bekerja, kuli dengan upah sehari Rp150 sampai Rp200 ribu. Yang dapat gaji Rp200 siapa?" tanya Dedi lagi.
"Almarhum pak Iyus, sesepuh," jawab Agus.
Meski begitu, beberapa pekerja yang membantu TNI dalam memreteli amunisi itu juga ada yang bekerja mengumpulkan serpihan peluru yang diledakkan.
Hasilnya pun bakal dijual.
"Kan di sana bukan posisi mulung tapi posisi kerja. Pertanyaannya di antara ini suka bawa besi dijual enggak?" tanya Dedi Mulyadi.
"Dijual bapak," akui Agus.
"Berarti suka mulung juga," imbuh Dedi.
"Iya, di luar (gaji Rp150 ribu) buat tambahan. Dapat kadang Rp50 ribu kadang Rp100 ribu," ujar Agus.
Banyak Boks Bekas Amunisi Tersusun Rapi di Samping Rumah Warga, Kok Bisa? |
![]() |
---|
Ucapan Pilu Istri Endang, 'Harusnya Pulang Hari Ini, Ternyata Pulang Selamanya' |
![]() |
---|
Cerita Jenderal Purn Dudung Abdurachman Sempat Ngobrol dengan Kolonel Antonius |
![]() |
---|
Ketakutan Ilman Tak Temukan Kakaknya Saat Tragedi Ledakan di Cibalong Garut |
![]() |
---|
Ilman Histeris Lihat Serpihan Kulit Terbang ke Arahnya, Trauma Tragedi Garut |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.