Mahasiswa FEB Unila Meninggal

BEM Unila Adukan Kasus Kekerasan Tewaskan Mahasiswa FEB ke Gubernur Lampung

BEM Unila mengadukan kasus kekerasan yang menewaskan mahasiswa FEB ke Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal.

|
Penulis: Hurri Agusto | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id/Hurri Agusto
ADUKAN KE GUBERNUR LAMPUNG - Presiden BEM Unila Amar Fauzan (kiri) bersama Koordinator aksi aliansi mahasiswa FEB Menggugat, Zidan Alzakri seusai audiensi dengan Gubernur Lampung, Senin (2/6/2025). BEM Unila mengadukan kasus kekerasan yang menewaskan mahasiswa ke Gubernur Lampung. 

Bahkan, akibat penyiksaan yang diduga dilakukan kakak tingkat itu membuat seorang mahasiswa bernama Pratama Wijaya Kusuma dari jurusan Bisnis Digital, tewas.

Diketahui, kegiatan diksar Mahepel FEB Unila itu berlangsung pada 11-14 November 2024.

Setelah mendapat perawatan, Pratama akhirnya meninggal dunia pada 28 April 2025.

Seorang mahasiswa FEB yang juga menjadi peserta diksar Mahepel, Muhammad Arnando Al Faaris, menceritakan pengalaman pahit yang dialaminya selama mengikuti kegiatan diksar Mahepel tersebut.

Faaris yang juga rekan korban mengakui, telah terjadinya penyiksaan terhadap dirinya, serta sejumlah rekannya termasuk Pratama, yang meninggal dunia.

"Saya berusaha melaporkan kekerasan yang terjadi yang dilakukan oleh kakak tingkat di Mahepel."

"Saya sendiri mengalami dan saya mengharapkan ada keadilan, tapi malah saya mendapatkan tekanan," kata Muhammad Arnando Al Faaris saat diwawancarai di depan kantor KONI Lampung, Kamis (29/5/2025). 

Ia mengatakan, dirinya malah dicap oleh kakak tingkat dan kampus sebagai pembuat masalah.

"Saya meminta bantuan kepada mereka, tapi mereka tidak mau membantunya," ujar Faaris. 

Dia juga diperintahkan menandatangani suatu surat agar cerita ke siapapun dan kekerasan diksar tertulis hanya sebagai sukarela. 

"Saya tidak ikhlas dengan apa yang terjadi. Saya kecewa dengan sikap kampus, makanya saya keluar Unila," kata Faaris.

Faaris menceritakan awal mula ia mendapatkan penyiksaan tersebut. Berawal saat ia dan 5 rekannya tiba di Desa Talang Mulya, Kabupaten Pesawaran.

Pada 11 November 2024 itu, ia berkumpul pukul 10.00 WIB di Unila dengan membawa tas yang berat. 

Peserta diksar berjumlah 6 orang yakni dirinya, bersama Pratama Wijaya Kesuma (S1 Bisnis Digital), Sukril Kamal (S1 Ekonomi Pembangunan). 

Kemudian Audra Raja Pratama (S1 Ekonomi Pembangunan), Baginda Sae Winsang (S1 Manajemen), dan Julio Rangga Balista (S1 Manajemen).

Halaman
123
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved