UMKM Lampung

Tanpa Bahan Pengawet, Humble Donuts Dijamin Aman Bagi Anak-anak

Tanpa bahan pengawet, Humble Donuts menjamin jika produk donat yang dihasilkan melalui proses pembuatan dengan standar tinggi.

Tribunlampung.co.id/Bintang Puji Anggraini
HUMBLE DONUTS: Produk donat yang dihasilkan Humble Donuts. Tanpa bahan pengawet, Humble Donuts menjamin jika produk donat yang dihasilkan melalui proses pembuatan dengan standar tinggi. Selain itu, Humble Donuts juga aman bagi anak-anak karena tanpa bahan pengawet. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Bandar Lampung - Tanpa bahan pengawet, Humble Donuts menjamin jika produk donat yang dihasilkan melalui proses pembuatan dengan standar tinggi.

Owner Humble Donuts, Nina Lutfia Munawaroh (26) menyarankan kepada para konsumennya untuk tidak terlalu lama mengonsumsi produk donatnya.

Hal tersebut lantaran produk donat yang dibuat di Humble Donuts tidak menggunakan bahan pengawet.

Ia juga menjelaskan, di suhu ruangan, donatnya hanya bisa bertahan selama 1-2 hari saja. Kemudian untuk di kulkas 1-5 hari.

“Di sini aku sama sekali ga pake pengawet, biar aman dimakan oleh anak-anak,” kata Nina, Kamis (19/6/2025).

“Karena tidak pakai bahan pengawet aku saranin buat yang beli donat langsung dimakan karena cuma tahan 1-2 hari di suhu ruangan,” tambahnya.

Gara-gara Covid-19

Berawal dari makanan favorit, Nina Lutfia Munawaroh (26), sukses mengembangkan bisnis donat di Bandar Lampung.

Kini, bisnis donat yang dinamai Humble Donuts sukses mencuri perhatian masyarakat di Bandar Lampung.

Sejak kemunculannya, bisnis donat yang mengambil tagline 'Donat Kampung Berkelas' itu cukup cepat mendapatkan tempat di hati para penikmat kuliner di Bandar Lampung.

Ternyata, rahasia utamanya terletak pada tekstur donat yang sangat lembut dan empuk serta toppingnya yang melimpah.

Humble Donuts juga di-topping fresh by order, sehingga membuat donat ini masih terasa nikmat saat berada di tangan para pecintanya.

Nina pun menceritakan kisah suksesnya mengembangkan bisnis rumahan tersebut.

Berawal pada Tahun 2020, di saat virus Covid-19 melanda, Nina yang saat itu sedang mengenyam studi di satu Perguruan Tinggi di Lampung, merasa harus ada yang dilakukan untuk mengisi waktu liburnya.

Karena kecintaannya pada dunia memasak, Nina pun berpikir untuk membuka bisnis makanan.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved