Berita Terkini Nasional

Pencarian 29 Korban Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya Diperluas, Diperkuat Koarmada II di Bali

Tim SAR Gabungan kembali melanjutkan upaya pencarian terhadap 29 orang korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Perairan Selat Bali.

Editor: Teguh Prasetyo
Istimewa via Surya.co.id
KAPAL TENGGELAM DI SELAT BALI - Foto memperlihatkan KMP Tunu Pratama Jaya saat bersandar. KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali, Rabu (2/7/2025) malam, saat berlayar menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali, dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi. KMP Tunu Pratama Jaya dimiliki oleh PT Pasca Dana Sundari, yang beroperasi di lintasan Laut Selat Bali. Kapal ini dibuat pada 2010. 

Proses tabur bunga dilakukan di Dermaga Ponton, area Pelabuhan Ketapang Banyuwangi. Keluarga korban telah membawa beberapa kantong keresek berisi kembang dan bersama-sama menaburkannya ke laut.

Salah satu dari mereka yang menabur kembang adalah Surya Dewi.

Ia kehilangan dua anggota dalam tragedi tersebut.

Mereka adalah pasangan suami-istri Bintang Nur Hidayat dan Elly.

Elly hilang dalam kondisi hamil 5 bulan.

Bintang adalah sopir truk Fuso. Saat kejadian, ia hendak mengirim sembako ke Bali.

Kebetulan, sang istri ikut dalam perjalanan tersebut.

"Tidak biasa mengajak istri. Tapi kemarin itu dianya (sang istri) mau ikut," kata Dewi, yang bertahan di Pelabuhan Ketapang bersama suaminya, Ahmad.

Dewi berharap, tabur bunga yang dilakukan bisa membuat proses pencarian semakin mudah.

Andaikata dua keluarganya tersebut masih hidup, ia ingin mereka bisa segera ditemukan.

"Kalau memang dia sudah meninggal, kami ingin bisa ditemukan jasadnya," tutur dia.

Dewi menjelaskan, mereka baru mendapat kabar soal kapal tenggelam pada Kamis (3/7/2025) sekitar pukul 7 pagi, atau hampir 8 jam setelah kapal dinyatakan tenggelam. 

"Tahu kabarnya dari saudara. Setelah saya datang (ke posko), saya cek nomor kendaraan (di data manifes), ternyata sama," tuturnya.

Sejak saat itu, Dewi dan suami bertahan di Posko Pelabuhan Ketapang untuk menunggu kabar keberadaan sang anak dan menantu.

"Sekarang kami hanya bisa menunggu dan berdoa," tutur mereka.

(tribunnetwork)

Sumber: Tribun Bali
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved