Berita Terkini Nasional

Alasan Sebenarnya Anggota TNI AL Tembak Nelayan Pakai Peluru Karet

Anggota TNI AL yang melakukan penembakan merupakan personel patroli adalam KRI Sutedi Senoputra-378 (KRI SSA-378).

Tribunlampung.co.id/Dominius Desmantri Barus
ILUSTRASI KAPAL NELAYAN - Kapal nelayan bersandar di dermaga Bom Kalianda, Lampung Selatan, Sabtu (16/12/2023). Alasan sebenarnya anggota TNI AL tembak nelayan di perairan Palembang pakai peluru karet. 

KRI SSA-378, lanjut dia melaksanakan pengejaran terhadap 2 kapal nelayan yang tidak kooperatif dan berupaya melarikan diri yaitu KM Aqshal dan KM Aqshal 2. 

Tim patroli, kata Tunggul, memerintahkan keduanya untuk merapat ke KRI dengan menggunakan pengeras suara, namun KM Aqshal menambah kecepatan dan mengarahkan haluannya untuk menabrak KRI. 

"Selanjutnya KRI SSA-378 melepaskan tembakan peringatan pertama menggunakan peluru hampa namun KM Aqshal tidak mengindahkan instruksi tersebut, sementara di saat bersamaan KM Aqshal 2 terus melarikan diri menuju daratan," kata Tunggul.

KRI SSA-378, ungkapnya, kemudian menerjunkan tim Visit, Board, Search, and Seizure (VBSS) 1 untuk Pengejaran Penangkapan dan Penyelidikan (Jarkaplid) ke KM Aqshal 2 dengan melepaskan tembakan peringatan namun KM Aqshal 2 mencoba untuk menabrakkan kapalnya.

Tim VBSS 1, kata dia, melepaskan tembakan dengan peluru karet 5 butir ke arah KM Aqshal 2.

Namun, kata dia, KM Aqshal 2 yang berawak 5 ABK tetap menambah kecepatan ke arah daratan dengan kondisi satu orang terkena peluru karet. 

"Kemudian, tim VBSS 2 melaksanakan Jarkaplid terhadap kapal terdekat yaitu KM Aqshal dengan melepaskan 15 butir peluru karet," ungkap dia.

KM Aqshal, kata Tunggul, berhasil diamankan dan dikawal merapat ke lambung kanan KRI, dengan kondisi ABK 4 personel di mana 3 ABK terkena peluru karet dan mengalami luka ringan. 

"Saat dilaksanakan pemeriksaan dan penggeledahan terhadap KM Aqshal, 
ditemukan bekas obat-obatan yang telah terpakai (diduga obat-obatan psikotropika). Selanjutnya, KM Aqshal dikawal menuju Lanal Bangka Belitung untuk proses hukum lebih lanjut," ungkapnya.

Versi Nelayan

Kapten kapal pompong yang mengaku kapalnya ditembaki, Rusdianto, mengatakan peristiwa tersebut terjadi pada Sabtu (12/7/2025) sekitar pukul 13:00 WIB.

Dilansir dari Tribun Sumsel, kejadian berawal ketika Rusdianto bersama delapan orang lainnya menjaring ikan di perairan laut Birik.

Saat itu, Rusdianto satu kapal bersama korban bernama Yogi. Selain itu, ada juga tiga orang lainnya bernama Adi (28), Iyan (20), dan Bayu (20).

Sedangkan di kapal satu lagi terdapat empat orang yakni kapten kapal Ishak, beserta tiga ABK yakni Ipin, Ipal, dan Kandar.

Kemudian, lanjut dia, sebuah kapal melintas berpapasan dan balik arah.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved