Berita Lampung
Mantan Ketua KONI Lampung Tengah Jadi Tersangka Dugaan Korupsi Dana Hibah
Kejari Lampung Tengah menetapkan mantan ketua dan bendahara KONI sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi dana hibah
Penulis: Fajar Ihwani Sidiq | Editor: soni yuntavia
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LAMPUNG TENGAH – Kejaksaan Negeri (Kejari) Lampung Tengah menetapkan mantan ketua dan bendahara Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) setempat sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi dana hibah tahun anggaran 2022.
Mantan Ketua KONI periode 2022 berinisial DW dan mantan bendahara berinisial ES, dinyatakan telah melakukan tindak pidana korupsi dengan modus memanipulasi pertanggungjawaban dana hibah yang bersumber dari APBD Lampung Tengah tahun 2022.
Kepala Seksi Intelijen Kejari Lampung Tengah Alfa Dera menjelaskan, hasil penyidikan yang telah dilakukan menemukan penanganan perkara ini telah masuk ke tahap penyidikan sejak tahun 2024, meskipun kasusnya terjadi pada tahun 2022.
Dia mengatakan, kedua tersangka memiliki kapasitas untuk melakukan tindak pidana korupsi, sebab pencairan dana tidak bisa dilakukan tanpa tanda tangan keduanya.
Mereka punya peran vital dalam pengelolaan dana hibah.
"Dari hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Lampung, kerugian negara dari tindak pidana korupsi oleh DW dan ES ditaksir mencapai Rp1,1 miliar dari total anggaran Rp5,8 miliar," ungkap Alfa kepada awak media saat konferensi pers, Senin (28/7/2025).
Di tempat yang sama, Kepala Seksi Tindak Pidana Khusus Median Suwardi mengatakan penetapan ketua dan bendahara KONI sebagai tersangka dilakukan setelah jaksa menemukan lebih dari dua alat bukti yang memberatkan.
Menurutnya, DW dan ES telah menjalani serangkaian pemeriksaan mulai dari saksi hingga naik status menjadi tersangka.
Median menjelaskan dugaan tindak pidana korupsi tersebut dilakukan tahun 2022, kemudian dilakukan penyelidikan mulai tahun 2024.
"Tindak pidana korupsi ini dilakukan dengan menyalahgunakan wewenang dalam mengelola dana pembinaan maupun dana hibah Porprov tahun 2022-2023," ungkapnya.
Dipolisikan Ketua Harian KONI Lampung Tengah
Sebelumnya, Mantan Bendahara Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Lampung Tengah Edi Susanto dipolisikan atas kasus pemalsuan tanda tangan dan penggelapan uang.
Edi Susanto diduga memalsukan tanda tangan Ketua Harian KONI Lampung Tengah periode 2024-2027 Sukistoro dan juga menggelapkan uang hibah senilai Rp 800 Juta rupiah.
Ketua Harian KONI Lampung Tengah Sukistoro mengatakan, dia telah melaporkan Edi Susanto ke Polres Lampung Tengah.
"Dia (mantan sekretaris KONI Lamteng) menggelapkan uang hibah KONI sebesar Rp800 juta. Tidak ada satu rupiah pun dana hibah tersisa di rekening organisasi," katanya, Kamis (22/8/2024).
Sukistoro membeberkan, tindakan pemalsuan tanda tangan yang dilakukan oleh Edi Susanto telah diketahui oleh seluruh pengurus.
Hal itu diketahui ketika ingin mencairkan dana hibah untuk salah satu cabang olahraga di bulan Juni 2024.
Namun, Sukistoro mendapati uang dalam rekening organisasi kosong atau telah dicairkan.
"Saat diperiksa ke bank, dana hibah KONI diambil oleh Edi Susanto tanpa sepengetahuan pengurus yang lain," ujarnya.
Alhasil Sukistoro dan KONI Lampung Tengah batal menyelenggarakan kegiatan karena uangnya telah digelapkan dan dia melaporkannya ke Polres Lampung Tengah.
Padahal, kata dia, saat Sukistoro mengkonfirmasi penarikan uang tersebut, Edi Susanto mengakuinya dan mengatakan uang tersebut ada padanya.
Sukistoro pun mengatakan bahwa Edi Susanto sempat membuat surat pernyataan di Polres Lampung Tengah untuk mengembalikan uang tersebut.
Kendati demikian, uang organisasi itu tak kunjung diberikan, dan KONI Lampung Tengah kini tidak punya uang untuk kegiatan.
"Anggaran sudah gak ada lagi, ya kami bingung mau ngapain,"
"Kami berharap polisi menangkap mantan Bendahara Koni Lamteng Edi Susanto," pungkasnya.
Upaya Intervensi Akan Disikat Kejari Lampung Tengah
Kepala Seksi Intelijen Kejari Lampung Tengah Alfa Dera menegaskan, pihaknya akan menindak tegas jika ada pihak-pihak yang mencoba mengintervensi proses penyidikan.
Hal itu disampaikan Alfa Dera saat konferensi pers penetapan mantan ketua dan bendahara KONI Lampung Tengah, dia menegaskan akan bertindak tegas terhadap siapapun yang mencoba menghambat penyidikan.
"Kami berharap semua pihak bersikap kooperatif dan tidak mengintervensi atau mempengaruhi jalannya penyidikan kasus tindak pidana korupsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung,"
Hal tersebut disebut sebagai bentuk perlindungan terhadap integritas proses hukum dan komitmen Kejari Lampung Tengah untuk terus bekerja profesional, independen, serta mendukung tata kelola pemerintahan yang bersih dan akuntabel.
"Apabila ada pihak yang mencoba menggiring opini, menghalangi penyidikan, atau melakukan tindakan yang dikategorikan sebagai obstruction of justice, kami tidak akan ragu melakukan tindakan hukum sesuai aturan," tegas Alfa.
Bakal Ada Tersangka Lain
Kepala Seksi Intelijen Kejaksaan Negeri Lampung Tengah Alfa Dera mengatakan penyelidikan tindak pidana korupsi KONI Lampung Tengah tidak akan berhenti pada penetapan mantan ketua dan mantan bendaharanya saja.
Alfa menegaskan penyelidikan akan terus berlanjut, meskipun kedua tersangka masih bersikeras berdalih dana telah digunakan sebagaimana mestinya.
Namun, kejaksaan menyatakan bahwa hal itu akan dibuktikan di persidangan.
“Masih mungkin ada tersangka lain. Semua tergantung hasil pemeriksaan lanjutan,” pungkasnya.
( TRIBUNLAMPUNG.CO.ID / FAJAR IHWANI SIDIQ )
Bayi Laki-Laki yang Ditemukan di Punggur Lampung Tengah, Kini Dalam Penanganan Dinas Sosial |
![]() |
---|
Kejari Tetapkan 4 Tersangka Kasus Dugaan Korupsi Dana Insentif Rp 2 M Satpol PP Lamsel |
![]() |
---|
Respons Anak Muda Lampung Soal Pro Kontra Royalti Lagu yang Diputar di Tempat Usaha |
![]() |
---|
Pemprov Lampung Perkuat Kesiapsiagaan Hadapi Potensi Megathrust dan Tsunami |
![]() |
---|
Sekdaprov Lampung Lantik 2 Kadis, Saipul Pimpin Dinas PMDT, Hanita Nahkodai Dinas PPPA |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.