Pria Misterius Datangi Rumah Istri Arya Daru, Beri Amplop Berisi Simbol Aneh

Seorang pria misterius mendatangi kediaman keluarga diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Arya Daru Pangayunan (39), di Yogyakarta.

Tangkapan Layar Kompas TV dan Dok Pribadi
KOLASE FOTO - Kolase foto, Subaryono (70, kiri), ayah diplomat muda Arya Daru Pangayunan (37, kanan). Seorang pria misterius mendatangi kediaman keluarga diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Arya Daru Pangayunan (39), di Yogyakarta. Kedatangan pria misterius tersebut untuk menyerahkan amplop coklat yang berisi simbol simbol aneh. 

"Oke, terus, kerjaan itu mungkin tak seperti yang ada di tv, yang mana diplomat pakai jas, dasi, masuk ruangan untuk melakukan negosiasi atau apa,"kata Subaryono menirukan perkataan anaknya. 

Arya Daru mengatakan kepada ayahnya yang akrab panggil Dad bahwa pekerjaan itu harus siap dipanggil kapan saja jika dibutuhkan untuk perlindungan WNI. 

"Karena dunia ini kan 24 jam, tak bisa bekerja di jam Indonesia, diceritakan yang bersifatnya kemanusiaan,"ujarnya. 

Misalnya, ABK yang meninggal di kapal asing, Arya Daru ikut mengurus kepulangan ke Indonesia.

Contoh lain, dia harus melakukan koordinasi dengan kerabat korban. 

"Menjelaskan kepada keluarga hingga alamat, bisa kasus kecelakaan, kriminalitas,"katanya. 

Arya Daru juga pernah ditugaskan ke Arab untuk menjadi ketua tim untuk melakukan terapi ke TKW dan TKI.

"Itulah pekerjaan Daru sebagai diplomat dan selama ini selalu mengatakan 'I am ok,"katanya.

Setelah tiga tahun bekerja, Arya Daru mendapatkan promosi ke Finlandia. 

Finlandia, menurut Subaryono yang juga diplomat itu adalah kabar menggembirakan. 

"Istrinya sudah menyiapkan, sudah fix, mobil sudah dijual, istri sudah pamit untuk anak-anak pindah sekolah dari Jogja ke Finlandia,"ungkap Subaryono. 

Bahkan karena tugas anaknya itu, Subaryono mendapatkan privilege mendapatkan dibuatkan paspor dan sudah jadi. 

"Itu perjalanan hidup kami dengan perjuangan yang luar biasa dan itu hilang. Kami tak membayangkan anak kami meninggal dengan cara seperti itu, apa salah kami? Dan suatu saat akan terungkap kebenaran,"ujarnya.

"Anak saya tidak takut pada gelap, berjuang sendiri hingga berjuang untuk keluarganya,"kata Subaryono. 

Pernyataan Subaryono itu secara tersirat mengatakan anaknya tidak ada indikasi hidupnya tak bahagia hingga mengalami depresi dan berakhir seperti ketika kali terakhir ditemukan di kamar kos. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved