Berita Lampung

Rycko Menoza Sebut Literasi Digital Harus Dirawat dalam Bingkai Kebhinekaan Informasi

Anggota Komisi VII DPR RI Rycko Menoza mengungkapkan, literasi digital harus tetap dirawat dalam bingkai kebhinekaan informasi.

|
Penulis: Bayu Saputra | Editor: Noval Andriansyah
Dokumentasi LPP RRI Bandar Lampung
TALKSHOW - Anggota Komisi VII DPR RI, Rycko Menoza bersama pembicara lainnya di acara talkshow bertajuk 'Kita Indonesia' yang digelar LPP RRI Bandar Lampung , berfoto bersama di Kafe Djawara, Bandar Lampung, Sabtu (23/8/2025). 

"Melalui keterlibatan narasumber, publik, komunitas, serta para pemangku kepentingan, diharapkan program ini mampu menjadi jembatan pemaknaan identitas kebangsaan yang adaptif terhadap perubahan zaman, namun tetap berpijak pada nilai-nilai dasar keindonesiaan," kata Iwan. 

Ditambahkan oleh Fahriyal, Ketua Tim Penyiaran LPP RRI Bandar Lampung mengatakan, program Kita Indonesia ini merupakan instruksi dari dewan direksi. 

Kita Indonesia merupakan program prioritas nasional yang memang harus dieksekusi oleh kita RRI di satker 91 di seluruh Indonesia. 

"Dengan harapan program ini untuk membangun karakter bangsa Indonesia di semua lapisan masyarakat," kata Fahriyal. 

Pada hari ini talkshow menghadirkan Wakil Pimpinan Komisi VII DPR RI Chusnunia Chalim (Nunik) yang merupakan mantan Wakil Gubernur Lampung. 

Anggota Komisi VII DPR RI, Rycko Menoza atau mantan Bupati Lampung Selatan, pengamat komunikasi dari Universitas Muhammadiyah Lampung (UML) Chandrawansah yang juga mantan Ketua Bawaslu Bandar Lampung. 

Dengan target yang kita sampaikan ini adalah memberikan edukasi pendidikan tentang moral, wawasan kebangsaan, hingg tentang jati diri bangsa. 

Ia mengatakan, masyarakat yang menjelma netizen di media sosial dengan bebasnya mengeluarkan pendapatnya. 

Seharusnya diiringi dengan atitude, jadi ketika menulis kemudian bersuara berucap memberikan pendapat dan opini seperti itu harus sesuai kaidahnya. 

Di tempat yang sama, akademisi UML Chandrawansah mengatakan, era digitalisasi saat ini perlu mencerdasan masyarakat.

"Masyarakat tidak terlibat hoax dan maka dari itu semua elemen harus pintar di dalam memfilter pesan yang masuk pada dirinya," kata Chandrawansah.

Netizen diharapkan memahami sebuah informasi agar akurat diketahui oleh seluruh elemen masyarakat dan harus ada berita pembandingnya. 

Dengan harapan agar bisa meyakini bahwa ini merupakan kabar fakta dan dapat dipercaya.

(Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra)

Sumber: Tribun Lampung
Tags
literasi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved