Sosok Istri Brigadir Esco, Disebut Kades Tak Pernah Lapor Suaminya Hilang

Menurut kades Suhaimi, istri Brigadir Esco tak pernah melapor kepadanya jika sang suami tak pulang ke rumah atau bahkan hilang.

TRIBUNLOMBOK.COM/WAWAN SUGANDIKA.
PENEMUAN JASAD POLISI - Pihak kepolisian Polres Lombo Barat saat olah TKP kematian Brigadir Esco, anggota Polres Lobar yang ditemukan tergantung di kebun yang berada tak jauh dari rumahnya di Desa Jembatan Ganatung, Kabupaten Lombok Barat, Senin (25/8/2025). Kepala Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar, Kabupaten Lombok Barat, Suhaimi mengatakan, istri Brigadir Esco tak pernah melapor kepadanya jika sang suami tak pulang ke rumah atau bahkan hilang. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Lombok Barat - Sosok istri Brigadir Esco Faska Rely, anggota Polsek Sekotong, yang ditemukan tewas di area kebun warga, kini jadi perbincangan publik.

Satu di antaranya diungkap Kepala Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar, Kabupaten Lombok Barat, Suhaimi.

Menurut kades Suhaimi, istri Brigadir Esco tak pernah melapor kepadanya jika sang suami tak pulang ke rumah atau bahkan hilang.

Brigadir Esco ditemukan tewas dalam kondisi terjerat tali di lehernya di kebun yang tak jauh dari rumahnya. Namun, kematian anggota polisi tersebut menyisakan sejumlah kejanggalan, baik itu di keluarga maupun di warga.

Sekotong adalah kecamatan yang terletak di Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Wilayah ini dikenal memiliki potensi pariwisata yang sangat besar. Sekotong berada di bagian barat daya Pulau Lombok. Wilayah ini didominasi oleh perbukitan, teluk, dan garis pantai yang indah.

Potensi utama Sekotong adalah sektor pariwisata. Terdapat banyak pantai dan gugusan pulau-pulau kecil (gili) yang masih alami dan belum sepadat gili di bagian utara Lombok. Beberapa gili terkenal di antaranya, Gili Nanggu, Gili Sudak dan Gili Kedis, serta Gili Gede.

Selain pariwisata, masyarakat Sekotong juga beraktivitas di sektor perikanan dan pertanian. Pemerintah daerah menganggap Sekotong sebagai kawasan strategis untuk pengembangan masa depan Kabupaten Lombok Barat.

Dikutip Tribunlampung.co.id dari TribunLombok.com, pihak desa mengaku sebelumnya tidak pernah mendapatkan laporan tentang hilangnya warga tersebut, baik dari pihak keluarga korban maupun dari Kepala Dusun (Kadus) setempat.

“Istrinya nggak pernah lapor kalau suami belum pulang. Dan ndak pernah dia lapor kasih tau tetangga atau kadusnya,” ucap Suhaimi menjawab TribunLombok.com, Senin (25/8/2025).

Dikatakannya, pihak desa mengetahui adanya penemuan jasad dari warga. Mendengar penemuan jasad tersebut, Suhaimi yang saat itu masih berada di sawah langsung menuju Tempat Kejadian Perkara (TKP).

“Saya dapat kabar pertama kali itu mau jam 04:30 Wita, saya ke sini dari sawah saya lari ke sini (TKP penemuan korban),” katanya.

Adapun TKP tempat ditemukannya jasad korban dalam keadaan mengenaskan dengan wajah hampir tak dikenali itu merupakan milik masyarakat luar desa.

Kebun tersebut juga jarang dikunjungi warga lantaran merupakan milik pribadi.

“Sesekali warga kalau ke sana cuman untuk cari kayu bakar saja, tapi memang jarang-jarang ada warga yang ke sana akhir-akhir ini,” ungkap Suhaimi.

Disebutkannya, korban dikenal baik. Pribadi korban juga kerap kali datang bersilaturahmi ke rumah Kades. Kedatangannya tak jauh dari hobi korban yang juga sama-sama pecinta burung dengan Suhaimi.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved