"Kalau hanya menahan lapar dan minum dari terbit fajar hingga tenggelamnya matahari, semua orang bisa melakukannya," kata Asep.
Namun, hakikat ibadah puasa Ramadah sesungguhnya adalah mampu menahan hawa nafsu, dan mengendalikannya sesuai ketentuan Allah SWT.
Ustaz Asep Abdullah menjelaskan, kewajiban membaca niat sebelum menjalankan ibadah, termasuk membaca niat puasa Ramadan, telah dijelaskan dalam sejumlah hadis.
Kitab Imam Bukhari mengenai keutamaan niat menyebutkan, "Dari Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.” (HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam Ahli Hadis).
Asep menuturkan, Imam Bukhari menyebutkan hadis tersebut di awal kitab sahihnya, yakni sebagai mukadimah kitabnya.
• Ceramah Ustaz Adi Hidayat - Persiapan Menyongsong Bulan Ramadan, Apa Saja yang Harus Dipersiapkan?
Di sana tersirat, setiap amal yang tidak diniatkan karena mengharap Allah SWT adalah sia-sia, tidak ada hasil sama sekali baik di dunia maupun di akhirat.
Al Mundzir menyebutkan, "Dari Ar Rabi’ bin Khutsaim, ia berkata, “Segala sesuatu yang tidak diniatkan mencari keridaan Allah ‘Azza wa Jalla, maka akan sia-sia."
Asep mengungkapkan, tempatnya niat ada di dalam hati, sehingga tidak harus dilafalkan.
Tonton, videonya di bawah ini.
(tribunlampung.co.id/sulis markhamah)