"Papiledema akan menyebabkan gangguan transport akson, dan gangguan ini tergantung pada beratnya papieldema.
Jika terjadi berkepanjangan, papieldema akan menyebabkan kematian sel-sel ganglion," ujar dr Hadien.
Terkait gejala atau tanda terkena Papiledema ia menyampaikan ada enam. Pertama, biasanya bersifat bilateral yaitu keterlibatan dua mata.
Kedua, pada awalnya visus biasanya normal tetapi lama kelamaan visus akan turun.
Ketiga, terjadi serangan serangan obsurkasi yaitu kekaburan yang lebih berat saat tekanan intrakanial tinggi, yang biasanya terjadi dipagi hari.
Imbasnya, pasien merasakan kekaburan yang lebih berat yang akan berkurang pada saat dia bangun. Keempat, kelainan lapang pandangan berupa peleburan bintik buta.
Selain itu apabila papiledema terus berlangsung dan memberat, dapat terjadi berbagai bentuk kelainan lapang pandang seperti skotom arkuata, nasal step, konstriksi, sisa temporal, dan bahkan kebutaan total.
• Kanker Darah Tak Hanya Dipicu Faktor Keturunan atau Makanan Semata
Kelima, pada pemeriksaan oftalmoskopis, didapatkan papil yang menonjol karena membengkak.
Pembengkakannya (elevasi) biasanya lebih besar dari tiga dioptri, disertai pembuluh darah yang berkelok kelok dan pendarahan papil, serta kelainan ini adalah bilateral.
Keenam, kalau papiledema berlangsung lama, maka akan terjadi atrofi papil yang pucat dan kabur.
Atrofi papil sekunder ini disebabkan adanya proliferasi sel sel glia yaitu astrosit yang berlebihan.
Waktu yang diperlukan dari papiledema menjadi atrofi papil tergantung beratnya dan menetapnya kenaikan tekanan intrakanial.
Penderita Tidak Menyadari
Papiledema bisa terkena dari bayi hingga dewasa, tergantung penyebabnya.
Namun mirisnya kebanyakan, penderita papiledema tidak menyadari kalau ia sedang menderita penyakit itu.