Namun, pembuangan air atap bangunan rawat inap pasien kelas tiga ini mengarah ke tengah gedung. Tepatnya di atas lorong bangunan tersebut.
Sehingga viber pengganti cor tidak bertahan lama. Kini ketika hujan turun, viber penahan air itu bocor. Akibatnya lantai lorong di dalam bangunan itu menggenang air ketika hujan turun.
Sebaiknya, kata dia, desain atap dibuat supaya air hujan mengarah keluar bangunan.
Tapi yang terjadi ini justru mengarah ke tengah bangunan. Tepat di atas lorong gedung rawat inap pasien kelas III.
Oleh karena kondisi tersebut, bangunan ini membutuhkan rehabilitasi berat. Pemkab telah mengalokasikan dana untuk perbaikan gedung tersebut pada 2020 nanti.
Purhadi mengungkapkan, anggaran yang dialokasikan untuk rehabilitasi sebesar Rp 1 miliar.
• BREAKING NEWS - Kejari Tetapkan 2 Tersangka Korupsi Pembangunan Gedung RSUD Pringsewu
Dia berharap, dengan rehabilitasi itu bangunan rawat inap kelas III RSUD Pringsewu bisa lebih bagus dan dapat dimanfaatkan masyarakat.
Menurut dia, yang jadi prioritas rehabilitasi adalah atap bangunan, lantai dan kamar mandi. Kemudian menambal dinding yang retak.
Saluran sanitasi yang masih kurang terstruktur juga akan diperbaiki. Sehingga air cuci dan mandi bisa terbuang ke tempatnya. Begitu juga dengan saluran spiteng. (tribunlampung.co.id/r didik budiawan c)