TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LAMPURA - Petani keramba di Bendungan Way Rarem, Lampung Utara, berharap pemerintah memberikan solusi terkait ratusan ton ikan mati mendadak.
Pasalnya, para petani keramba cemas karena modal untuk mengelola keramba didapat dari bank.
"Musibah seperti ini kita bongkar kosong. Padahal kami gadai bank untuk modal," kata Haidir Rianto, salah seorang pengelola Tambak, Sabtu (4/1/2020).
Dengan keadaan seperti ini, Haidir pun mengaku bingung, bagaimana cara membayar angsuran bank
"Harapannya pemerintah bisa kasih solusi karena kejadian ini dari Tahun 2014," tuturnya.
• Petani Tambak Duga Cuaca yang Tak Menentu Penyebab Ratusan Ton Ikan Mati Mendadak
• Pemain Badak Lampung Arthur Bonai Siap Main di Liga 2 2020: Saya Tunggu Keputusan Manajemen
• Tarif Tol Bakauheni-Palembang Cuma Rp 283.000, Resmi Berlaku Mulai 6 Januari 2020
Para Petani juga mengaku, masih terikat utang dengan pemasok pakan.
"Kita masih terutang dengan mereka (pemasok pakan). Ngambil pakan tidak sedikit. Sebulan bisa 400-500 ton. Jadi utang bulan ini ditutup bulan depan," jelasnya.
Saat ini para Petani keramba sedang melakukan pembersihan keramba.
"Sekarang saya sedang beres-beres disemprot dan dikeluarkan semua (dari keramba). Kita bersih-bersih keramba," ucapnya.
Akibat Cuaca
Petani keramba di Keramba Bendungan Way Rarem, Lampung Utara, menduga penyebab ratusan ton ikan mati mendadak karena cuaca yang tak menentu.
Matinya ikan secara mendadak itu sudah terjadi sejak Kamis (1/1/2020).
"Sepertinya karena cuaca," kata Haidir Rianto, salah seorang pengelola Tambak, Sabtu (4/1/2020).
Menurut Haidir, musim pancaroba seperti sekarang ini membuat suhu air menjadi tidak menentu.
"Karena tahun baru kemarin mendung terus. Pancaroba. Tahun ini yang terparah," ucap Haidir.
Rugi Miliaran