Laporan Reporter Tribun Lampung Syamsir Alam
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID,GUNUNGSUGIH - Puluhan guru honorer perwakilan dari 28 kecamatan di Lampung Tengah ngeluruk kantor dewan setempat, Selasa (14/1/2020).
Kedatangan para guru dalam rangka memperjuangkan nasib mereka kepada para wakil rakyat.
Alasannya, tidak ada kejelasan terkait pendapatan dan masa depan karier mereka.
Sumarti salah seorang guru honorer meminta agar DPRD dapat memperjuangkan nasib mereka.
Menurutnya saat ini semua yang telah ditugaskan pemerintah telah dijalankan dengan baik.
Guru SD itu juga menyinggung terkait mudahnya bidan PTT di Lamteng diangkat menjadi PNS.
"Kenapa bidan PTT mudah sekali untuk diangkat (sebagai PNS), sedangkan kami (guru honorer) sulit sekali untuk diangkat menjadi PNS. Bahkan nasib kami pun tidak jelas harus seperti apa," kata Sumarti.
• 13 Tahun Mengabdi Jadi Guru Honorer Bergaji Rp 600 Ribu Sebulan, Yuli Berharap Diangkat PNS
• Kisah Guru Honorer yang Sukses Sekolahkan 7 Anaknya hingga Sarjana, Rajin Salat Tahajud dan Duha
• Tingkatkan PAD, Pemprov Minta BPKP Audit 2 BUMD di Lampung, Fahrizal: Agar Tau Ada Penyakit Apa
• Waspada Banjir, Lampura Berpotensi Hujan Ringan hingga Lebat Selama Tiga Hari Kedepan
Ia mengatakan, perbedaan nasib antara guru dan bidan menimbulkan kecemburuan sosial, untuk itu ia meminta para wakil rakyat dapat memperjuangkan aspirasi mereka.
"Kami mohon diperjuangkan, pak. Kenapa dari kesehatan mudah, sementara kami sulit. Ini kan menimbulkan kecemburuan. Padahal kita salah satu garda terdepan untuk mencerdaskan anak bangsa," keluhnya.
13 Tahun Mengabdi Jadi Guru Honorer Bergaji Rp 600 Ribu Sebulan, Yuli Berharap Diangkat PNS
Dari ribuan tenaga honor yang menerima insentif 6 bulanan, tak sedikit diantaranya yang sudah mengabdikan diri belasan tahun dan tetap bertahan dengan gaji pas-pasan.
Salah satunya Yuli Kartika (37), guru honor yang mengabdikan diri di SDN 1 Garuntang sudah menjadi pengajar sejak 13 tahun lalu.
"Iya dari gadis, dari gaji nggak seberapalah sampe sekarang udah lumayan ada perhatian dari pemerintah juga," bebernya diwawancara Tribunlampung.co.id sembari menunggu sesi masuk ke aula Gedung Semergou, Kamis (26/12/2019).
Diakuinya honor dari sekolah Rp 600 ribu per bulan dimana cair setiap tiga bulan sekali.