Razia Pekat di Bandar Lampung

BREAKING NEWS 16 Orang Terjaring Razia Pekat Polda, Ada yang Masih Pakai Seragam Putih Abu-abu

Penulis: hanif mustafa
Editor: Noval Andriansyah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

16 orang terjaring razia pekat Polda Lampung, Selasa (18/2/2020). Dari 16 orang tersebut, di antaranya terdapat pelajar yang masih mengenakan seragam putih abu-abu.

"Sebenarnya berharap pemerintah menyediakan fasilitas atau lintasan untuk drag race, jika harus bayar untuk latihan juga tidak masalah. Sehingga kita-kita bisa mengasah kemampuan. Seperti olahraga lain diberikan sarana prasarananya, kita juga para pembalap ini berharap hal itu," kata dia.

Urunan Taruhan

In (23), pembalap lainnya mengaku sudah balapan sejak 2015. Lokasi balapan selain di daerah Way Halim juga di Kota Baru, Jati Agung.

Taruhan yang biasa digelar yakni Rp 2,5 juta sampai Rp 5 juta, dengan dua kali trek lurus 201 meter.

Uang taruhan tersebut, ternyata tidak selalu berasal dari In seorang diri. Ada juga uang taruhan yang berasal dari teman-teman satu tim.

Namun sebelum taruhan disepakati, berapa nominal yang menjadi bagian dari sang joki.

"Kalau pas uang taruhannya dari tim, aku biasanya dapat jatah 20 persen sebagai jokinya. Sisanya dibagi rata semua tim atau kadang ada juga yang dibelikan alat untuk bersiap balapan selanjutnya," cerita dia.

Sama seperti Di, In mengaku sudah beberapa kali menang. Ia pun menceritakan, setiap pembalap itu mengikuti tiga kali balapan.

Ketika sudah menang dua kali lintasan, maka dialah pemenang. Jika imbang, maka harus diuji sekali lagi.

"Kadang harus dihadapkan dengan maut hobi kami ini. Tapi mau gimana lagi kita kan nyalurin hobi saja meski tidak ada fasilitas resminya," kata pria yang biasa menggarap motornya di daerah Campang Raya ini.

Jatuh dan terluka sudah menjadi "makanan" sehari-hari In.

Namun ia mengaku, selalu berhati- hati saat turun di lintasan liar ini.

Motor yang kerap dipakainya untuk balapan yakni Yamaha Mio yang telah diriset oleh mekanik.

Namun, terkadang jenis motor ini disepakati antar para pembalap yang akan turun taruhan.

"Misal, lawan kita mau pakai motor jenis apa dan cc berapa. Jadi kita pakai motor itu," jelasnya lagi.

Ip (19) yang juga joki balapan liar mengaku sudah turun balapan sejak 2016.

Awalnya, ia sering jatuh, terluka dan pernah dibawa ke rumah sakit.

Namun hal itu tidak membuatnya kapok untuk terus turun di lintasan liar.

Ia mengaku senang mengikuti balapan liar, karena ada sensasi di sana.

Selain itu, ada taruhan yang membuat para pembalap liar semangat membetot motornya di lintasan.

"Memang kalau taruhan itu, bukan uang saya semua, tapi uang tim. Namun saat menang, bagian joki lebih besar. Sisanya dibagi rata ke anggota tim," kata dia.

Jarak dan waktu balapan juga relatif singkat. Jarak lintasan sekitar 201 meter.

Paling lama turun di lintasan juga setengah sampai satu jam. Ia mengaku pernah mengikuti balapan resmi.

Namun biaya yang dikeluarkan cukup banyak, sehingga ia menundanya.(Tribunlampung.co.id/Hanif Mustafa)

Berita Terkini