Razia Pekat di Bandar Lampung

BREAKING NEWS 16 Orang Terjaring Razia Pekat Polda, Ada yang Masih Pakai Seragam Putih Abu-abu

Penulis: hanif mustafa
Editor: Noval Andriansyah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

16 orang terjaring razia pekat Polda Lampung, Selasa (18/2/2020). Dari 16 orang tersebut, di antaranya terdapat pelajar yang masih mengenakan seragam putih abu-abu.

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Sebanyak 16 orang terjaring razia pekat (penyakit masyarakat).

Razia ini digelar oleh Subdit IV Reknata Ditkrimum Polda Lampung, Selasa 18 Februari 2020.

Pantauan Tribunlampung.co.id, ke-16 orang ini terdiri dari 5 orang dewasa yang sudah berstatus menikah.

Sisanya 11 orang berstatus masih Pelajar, mahasiswa dan di bawah umur.

Bahkan, di antaranya masih adanya yang menggunakan seragam putih abu-abu.

BREAKING NEWS Oknum Polisi Digerebek Berduaan dengan Istri Orang di Penginapan

BREAKING NEWS Polisi Bongkar Bisnis Esek-esek di Pringsewu, Amankan 2 Muncikari

Pengendara Motor Tinggalkan Istri Hamil Gara-gara Razia Polisi, Istri sampai Teriak-teriak

71 Motor Diamankan Polisi dalam Razia Balapan Liar di PKOR Way Halim, Didominasi Pelajar

Ke-16 orang tersebut terjaring razia kost-kostan dan penginapan di daerah Telukbetung Selatan dan Telukbetung Utara.

Saat dikonfirmasi, Direktur Reskrimum Polda Lampung Kombes Pol M Barly Ramadhany mengatakan, razia digelar dalam rangka Operasi Cempaka.

"Ini bagian ops cempaka, karena juga termasuk penyakit masyarakat," tandasnya.

Razia Balapan Liar

Sebelumnya, sebanyak 71 unit sepeda motor disita oleh jajaran Polresta Bandar Lampung.

Puluhan kendaraan roda dua ini diamankan lantaran terjaring dalam razia balapan liar, Minggu 16 Februari 2020 dini hari.

Razia dilaksanakan oleh 120 personel gabungan dari Polresta Bandar Lampung bersama personel Denpom II/3 Lampung dan Pomal Lanal Lampung.

Ke-120 personel ini melakukan razia di seputaran PKOR Way Halim, Jalan Sultan Agung, Way Halim, Bandar Lampung.

Kasatlantas Polresta Bandar Lampung Kompol Reza Khomeini mewakili Kapolresta Bandar Lampung mengatakan, kegiatan ini digelar untuk menindaklanjuti banyaknya aduan masyarakat sekitar.

• Balapan Liar di Bandar Lampung, Jadi Ajang Taruhan Para Anak Muda

• Pecatan PNS Dokter Buka Praktik Aborsi Ilegal, Pendapatannya Fantastis, Rp 6,6 Miliar!

• Masih Pacaran dengan Pria Lain, Gadis Pesawaran Ditembak Abimanyu, Berakhir Manis di Pelaminan

• Paket Narkoba Jenis Sabu Disimpan di Sepatu, Kapolres: Ini Modus Baru di Pelabuhan Bakauheni

"Pengaduan tentang balapan liar di seputaran Jalan Sultan Agung Way Halim Bandar Lampung yang cukup meresahkan, mengganggu, serta rawan terjadinya kecelakaan lalu lintas," terangnya melalui rilis yang diterima, Minggu (16/2/2020).

Dalam razia ini, kata Reza Khomeini, pihaknya bersama personel Denpom II/3 Lampung dan Pomal Lanal Lampung melakukan pagar betis setiap akses jalan.

"Kami bergerak cepat menutup setiap akses jalan yang ada di seputaran Jalan Sultan Agung Way Halim Bandar Lampung," tuturnya.

"Razia kali ini kami berhasil mengamankan 71 kendaraan sepeda motor, di mana pengendaranya didominiasi anak di bawah umur" ujar Reza.

Kasatlantas Polresta Bandar Lampung menambahkan, bahwa untuk sepeda motor yang tidak dilengkapi surat surat akan langsung dilakukan penilangan dan kendaraan di bawa ke Mapolresta Bandar Lampung.

"Ke depan kegiatan ini akan terus dilakukan, ada beberapa titik lain yang kami sentuh selain di jalan Sultan Agung ini," tandasnya.

71 Motor Diamankan Polisi dalam Razia Balapan Liar di PKOR Way Halim, Didominasi Pelajar. (Dokumentasi Polresta Bandar Lampung)

Balapan Liar di Bandar Lampung, Jadi Ajang Taruhan Para Anak Muda

Aksi balapan liar masih terjadi di Provinsi Lampung.

Para pembalap liar di Lampung melakukan aksinya secara diam-diam.

Bahkan tidak sekedar balapan liar, para pembalap liar di Lampung juga melakukan taruhan dengan nilai Rp 2,5 juta-Rp 5 juta sekali balapan.

Penelusuran Tribun Lampung, balapan liar ini dilakukan pada Minggu dini hari sekitar pukul 01.00-03.00 WIB.

Lokasi balapan di Jalan Sultan Agung, Bandar Lampung, dekat PKOR Way Halim, saat jalanan sepi dan sebagian besar penduduk sudah tertidur.

Tribun melakukan pantauan langsung ke lokasi balapan liar ini pada Minggu (31/3/2019) dini hari.

Suasananya ternyata sangat ramai. Ada ratusan anak muda yang ingin menonton aksi balapan liar hari itu.

Mereka berjejer di sepanjang trek balapan.

Sekitar pukul 01.00 WIB, beberapa pembalap terlihat melakukan aksi dengan menjajal lintasan. Mereka memacu motornya beberapa kali.

Aksi para pembalap ini rupanya untuk menarik pembalap lain untuk mulai membuka taruhan alias menantang para pembalap untuk bertaruh.

Setelah beraksi beberapa menit, sejumlah pembalap nampak berbincang di pinggir venue.

Mereka kemudian menyerahkan nominal taruhan kepada juri yang mereka tunjuk.

Saat kesepakatan terjadi, para pembalap siap pada posisi masing-masing.

Sedikitnya ada 20 motor yang turun hari itu. Suara sorak sorai penonton pun terdengar kencang meneriaki jagoannya ketika balapan dimulai.

Kucing-Kucingan

Di (24), salah satu pembalap atau istilahnya "joki" yang berhasil diwawancarai Tribun menuturkan, dia sudah balapan liar sejak usia SMP dan mulai ikut taruhan sejak 2016.

Ia mengaku kerap kucing-kucingan dengan aparat kepolisian untuk mengikuti balapan liar ini. Karena balapan liar tersebut biasanya dirazia polisi.

"Karena itulah balapan liar itu digelar dini hari. Selain juga agar tidak mengganggu pengguna jalan dan warga sekitar," ujar dia.

Karyawan swasta ini mengaku, ikut balapan liar karena memang suka.

"Saya memang hobi balapan motor dan berharap ada lintasan resmi sehingga tidak khawatir lagi kalo mau balapan," kata dia.

Di menceritakan sistem balapan umumnya berlangsung tiga kali.

Ketika seorang pembalap atau joki sudah menang dua kali maka dialah pemenangnya dan berhak mendapat total uang taruhan.

Ia sudah beberapa kali menang taruhan tersebut. Pernah mendapat Rp 2,5 juta hingga Rp 5 juta sekali taruhan.

"Kalau menang itu rasanya senang dan bangga. Dan jadi semakin percaya diri kala ngegas motor," ujarnya.

Meski begitu, ia berharap, suatu hari bisa melakukan balapan di lintasan resmi. Sehingga, bisa setiap saat melakukan balapan tanpa perlu khawatir dikejar polisi saat balapan.

"Sebenarnya berharap pemerintah menyediakan fasilitas atau lintasan untuk drag race, jika harus bayar untuk latihan juga tidak masalah. Sehingga kita-kita bisa mengasah kemampuan. Seperti olahraga lain diberikan sarana prasarananya, kita juga para pembalap ini berharap hal itu," kata dia.

Urunan Taruhan

In (23), pembalap lainnya mengaku sudah balapan sejak 2015. Lokasi balapan selain di daerah Way Halim juga di Kota Baru, Jati Agung.

Taruhan yang biasa digelar yakni Rp 2,5 juta sampai Rp 5 juta, dengan dua kali trek lurus 201 meter.

Uang taruhan tersebut, ternyata tidak selalu berasal dari In seorang diri. Ada juga uang taruhan yang berasal dari teman-teman satu tim.

Namun sebelum taruhan disepakati, berapa nominal yang menjadi bagian dari sang joki.

"Kalau pas uang taruhannya dari tim, aku biasanya dapat jatah 20 persen sebagai jokinya. Sisanya dibagi rata semua tim atau kadang ada juga yang dibelikan alat untuk bersiap balapan selanjutnya," cerita dia.

Sama seperti Di, In mengaku sudah beberapa kali menang. Ia pun menceritakan, setiap pembalap itu mengikuti tiga kali balapan.

Ketika sudah menang dua kali lintasan, maka dialah pemenang. Jika imbang, maka harus diuji sekali lagi.

"Kadang harus dihadapkan dengan maut hobi kami ini. Tapi mau gimana lagi kita kan nyalurin hobi saja meski tidak ada fasilitas resminya," kata pria yang biasa menggarap motornya di daerah Campang Raya ini.

Jatuh dan terluka sudah menjadi "makanan" sehari-hari In.

Namun ia mengaku, selalu berhati- hati saat turun di lintasan liar ini.

Motor yang kerap dipakainya untuk balapan yakni Yamaha Mio yang telah diriset oleh mekanik.

Namun, terkadang jenis motor ini disepakati antar para pembalap yang akan turun taruhan.

"Misal, lawan kita mau pakai motor jenis apa dan cc berapa. Jadi kita pakai motor itu," jelasnya lagi.

Ip (19) yang juga joki balapan liar mengaku sudah turun balapan sejak 2016.

Awalnya, ia sering jatuh, terluka dan pernah dibawa ke rumah sakit.

Namun hal itu tidak membuatnya kapok untuk terus turun di lintasan liar.

Ia mengaku senang mengikuti balapan liar, karena ada sensasi di sana.

Selain itu, ada taruhan yang membuat para pembalap liar semangat membetot motornya di lintasan.

"Memang kalau taruhan itu, bukan uang saya semua, tapi uang tim. Namun saat menang, bagian joki lebih besar. Sisanya dibagi rata ke anggota tim," kata dia.

Jarak dan waktu balapan juga relatif singkat. Jarak lintasan sekitar 201 meter.

Paling lama turun di lintasan juga setengah sampai satu jam. Ia mengaku pernah mengikuti balapan resmi.

Namun biaya yang dikeluarkan cukup banyak, sehingga ia menundanya.(Tribunlampung.co.id/Hanif Mustafa)

Berita Terkini