Suka gak tega gitu waktu ditanya anak dengan pertanyaan 'mama kenapa?' Apalagi sekarang saya sering ke kantor polisi kan, di kecamatan maupun di lingkup kota.
Jadinya saya lebih gak tega melihat anak saya gelisah dari pada bully-bully-an yang saya terima.
Tribun: Apakah sampai hari ini ibu masih mendapat bullying media sosial?
Gita: Mungkin masih ya, Mas. Saya juga belum lihat handphone saya hari ini. Kemarin sih masih ada.
Tribun: Apakah dampak yang Ibu rasakan dari bullying tersebut?
Gita: Saya suka pusing dan kepikirkan sendiri. Lebih jauh saya sering memikirkan posisi anak saya yang jika saja tahu perlakuan media sosial terhadap saya.
Tribun: Bagaimana sikap keluarga atas bullying media terhadap Ibu?
Gita: Semua memberikan dukungan, terlebih suami saya. Yang jauh-jauh juga kadang suka telepon untuk memastikan keadaan.
Tribun: Apakah Ibu sempat memberikan klarifikasi atas video yang tersebar?
Gita: Tentu, tapi secara online saya tidak pernah memberikan penjelasan. Karena saya takut timbul masalah yang lebih besar.
Namun, jika ada kerabat yang menghubungi maupun lingkungan dan teman-teman media yang mampir ke rumah pasti saya beberkan kejadian yang sebenarnya.
Tribun: Apakah ada hal lain yang Ibu khawatirkan selain maraknya bullying yang ditujukan kepada Ibu?
Gita: Keamanan keluarga sih yang lebih saya perhatikan. Kadang suka takut nenek itu kembali ke sini dan berbuat hal yang tidak keluarga kami inginkan.
Tribun: Apakah sudah ada upaya berdamai dengan pihak yang bersangkutan sebelum ini?
Gita: Dari awal memang saya menganggapnya tidak ada masalah.
Saya selalu menawarkan diri untuk mengantarkan nenek tersebut pulang ke rumahnya pada hari kejadian tersebut berlangsung. (Tribunlampung.co.id/V Soma Ferrer)