Liputan Eksklusif

Prostitusi Berkedok Salon di Bandar Lampung, Tarif Mulai Rp 350 Ribu

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Prostitusi berkedok salon di Bandar Lampung, tarif mulai Rp 350 ribu.

Sebelum bekerja di salon plus-plus, E mengaku pernah menjadi tenaga pemasaran obat hingga menjual pakaian di sebuah pusat perbelanjaan di Bandar Lampung.

Karena pendapatan dari berjualan pakaian ataupun menjadi sales obat relatif kecil, ia banting setir menjadi pekerja di salon plus-plus.

"Setiap tarif, dapatnya Rp 200 ribu. Bisa lebih, tergantung konsumen. Kalau baik, pasti ada lebihnya. Tapi kalau nyalon aja, cuma Rp 150 ribu per orang," kata E yang telah sebulan ini bekerja di salon tersebut.

E menyebut sejauh ini tidak pernah terkena razia aparat.

Ia mengakui pernah ada penggerebekan di salon ini.

Namun, menurut dia, bukan karena praktik prostitusi, melainkan ada pelanggan pijat yang memakai narkoba.

Pengelola Salon

C, pemilik salon di kawasan Kemiling, mengaku sudah lima tahun terakhir menjalankan usaha salon plus-plus.

Ia mengungkapkan perjalanan salonnya penuh lika-liku dan pasang surut.

C mengaku awalnya hanya melayani tata rias dan kecantikan.

Mulai dari potong rambut baik laki-laki maupun perempuan hingga makeup.

Lambat laun, beber C, biaya sewa bangunan berlantai 2 salonnya melambung, termasuk harus menaikkan upah pegawai.

Karena itulah ia mulai menyediakan jasa "plus" untuk menutupi kewajiban pengeluaran, termasuk agar bisa mendapatkan keuntungan.

"Pegawai yang saya rekrut awalnya memang yang bisa memotong rambut sampai creambath rambut, dan minimal makeup. Tapi lama-kelamaan juga melayani plus," ungkapnya.

Dari setiap kali jasa "plus" kepada pelanggan, C mengaku mendapatkan sekitar Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu.

Halaman
1234

Berita Terkini