TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KALIANDA – Para petani jagung di Kabupaten Lampung Selatan mulai khawatir dengan dampak dari penyebaran virus corona (Covid-19) saat ini.
Pasalnya, beberapa harga komoditi pertanian dan perkebunan mulai berjatuhan.
Saat ini, harga jagung di tingkat petani di Kabupaten Lampung Selatan terus merosot.
Bahkan dalam sepekan terakhir, harga jagung mengalami anjlok cukup dalam, dari Rp 4.300 per kilogram, kini hanya Rp 3.200 per kilogram.
• Pemkab Lampung Selatan Pertimbangkan Bikin Health Alert Card Bagi ODP Virus Corona
• Antisipasi Sebaran Virus Corona, Kodim 0421 Lampung Selatan Pasang Bilik Sterilisasi Corona
• BREAKING NEWS Lakalantas Maut di Pringsewu, 2 Orang Tewas di Lokasi Kejadian
• Lakalantas Maut di Pringsewu Diduga Antara Motor dengan Truk, Warga Dengar Suara Benturan Keras
Harga tersebut masih akan mendapatkan potongan kadar air dan soso mencapai 50 persen.
Sehingga, petani hanya mendapatkan sekira Rp 1.700 per kilogram.
“Ini belum lagi musim raya, harga jagung sudah anjlok dalam, apalagi nanti kalau panen sudah merata,” kata Bakri, seorang petani jagung di Kalianda, Minggu (29/3/2020).
Bakri khawatir harga jagung akan mencapai titik terendahnya.
Padahal, kata Bakri, tahun lalu, harga terendah dari jagung hampir sama dengan saat ini, sekira Rp 3.200 per kilogram.
Hanya, untuk potongan kadar air dan soso, 35 persen.
Sehingga, harga jagung yang diterima bersih oleh petani masih pada kisaran Rp 2.000 per kilogram.
“Kalau harga jagung bersih diterima petani hanya Rp 1.400 per kilogram, jelas kami rugi."
"Karena untuk modal saja sudah tidak masuk,” keluh Bakri.
Dengan kondisi ketidakpastian di tengah wabah virus corona, ditambah banyaknya kegiatan usaha yang terdampak, petani khawatir harga jagung akan mengalami penurunan terdalam dalam 5 tahun terakhir.
“Bisa saja harga jagung akan turun bisa menyentuh Rp 1.200 pe rkilogram di tingkat petani, kalau kondisi tidak menentu seperti ini,” kata Sanusi petani jagung lainnya.