Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Peran serta seluruh elemen masyarakat melakukan pengawasan pada Pemilu 2024 sangatlah penting, tidak terkecuali organisasi kepemudaan atau OKP.
Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Provinsi Lampung bakal menggandeng sejumlah organisasi kepemudaan (OKP) dalam Pemilu 2024 nanti.
Ketua Bawaslu Lampung Fatikhatul Khoiriyah mengatakan, hal tersebut dilakukan dalam rangka mewujudkan pengawasan partisipatif.
Bawaslu mengajak OKP untuk dapat bersama sama terlibat dalam pengawasan Pemilu serentak 2024 mendatang.
"Kita melihat organisasi kepemudaan punya basis anggota yang banyak dari kalangan anak muda di dalamnya," kata Fatikhatul Khoiriyah, Sabtu (23/7/2022).
Baca juga: KPU Pringsewu Lampung Akan Berdayakan Penyandang Disabilitas di Pemilu 2024
Baca juga: Pemilu 2024, Bawaslu Pringsewu Lampung Prioritaskan Pemilih Disabilitas
Khoir, sapaan Fatikhatul Khoiriyah menyebut, banyaknya basis anggota dari organisasi kepemudaan bisa dimaksimalkan dalam tahapan Pemilu.
Salah satunya sebagai penyampaian pesan, atau memberikan literasi Pemilu yang baik ke masyarakat.
"Dengan humanis ke masyarakat, Karena pemilu ini harus benar benar dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat," kata Khoir.
Khoir menambahkan, dalam pelaksanaan Pemilu semua elemen masyarakat diharapkan bisa ikut berpartisipasi.
Menurutnya, partisipasi dalam Pemilu bukan hanya sekedar datang ke TPS dan memberikan hak suara.
Lebih dari itu, masyarakat juga bisa turut serta mengawasi langsung pelaksanaan dari tahapan awal Pemilu.
Agar pada pelaksanaan nya, Pemilu dapat berjalan dengan tertib tanpa adanya kampanye hitam ataupun politik uang.
Baca juga: Narapidana Tewas di Lampung Alami Luka Sundut Rokok, Kemenkumham Akui Lalai
Baca juga: Buntut Narapidana Tewas di Lampung, 3 Pejabat LPKA Dicopot
"Kita gandeng organisasi kepemudaan juga untuk meningkatkan partisipasi pemilih pemula dan pemilih milenial," kata Khoir.
Berbeda dengan pemilih pemula, menurutnya pemilih milenial justru sudah semakin aktif dalam tahapan Pemilu.
Masifnya informasi tentang partai politik di berbagai platform media sosial, menjadi daya tarik tersendiri bagi kaum milenial.
Dengan harapan, lanjut Khoir partisipasi pemilih milenial bisa semakin tinggi dibandingkan pelaksanaan Pemilu sebelumnya.
"Dengan peran serta dari organisasi organisasi ini bisa menjangkau semua, jadi tidak hanya orang tua saja," kata Khoir.
Bahkan Khoir menilai Pemilu sekarang jauh lebih terbuka. Banyak anak anak muda sudah berani terjun langsung ke Politik.
Tidak sedikit pula kaum milenial ini turut serta mencalonkan diri sebagai anggota legislatif.
Menurutnya, ini bisa menjadi sebuah tanda bahwa mulai meningkatnya partisipasi anak muda dalam pelaksanaan Pemilu mendatang.
"Sesuai dengan harapan kami, dimana anak muda ini betul betul bisa ambil peran dalam pelaksanaan Pemilu nanti," kata Khoir.
Profil Fatikhatul Khoiriyah
Berikut ini profil Fatikhatul Khoiriyah, yang menjabat Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Lampung.
Perempuan yang akrab disapa Khoir ini menjadi ketua Bawaslu Lampung selama 2 periode berturut-turut.
Istri dari Radityo Ariyadi Nugroho ini pernah didapuk sebagai ketua Bawaslu termuda se-Indonesia.
Predikat itu didapat saat pertama kali menjadi ketua Bawaslu Lampung periode 2012 - 2017.
Anak kedua dari empat bersaudara yang lahir dari pasangan Ali Kusdardiri dan Istiyah, kembali terpilih menjadi ketua Bawaslu Lampung periode 2017 - 2022.
Ketertarikan Khoir dengan dunia Pemilu berawal dari masa masa awal perkuliahan.
Alumnus Magister Hukum Universitas Jayabaya Jakarta ini mengaku senang melihat berita berbau Politik dan Pemilu.
"Saat itu juga saya mulai aktif ikut organisasi organisasi bidang demokrasi," kata Khoir, Kamis (14/7/2022).
Khoir yang lahir di Desa Sumbersari, Kecamatan Mataram Baru, Kabupaten Lampung Timur pada 5 April 1982, mulai aktif di dunia Pemilu sejak 2012 silam.
Kala itu, Khoir yang masih melanjutkan program magister hukum dipercaya menjadi tenaga profesional divisi penanganan pelanggaran di Panwaslu DKI Jakarta.
Dari pengalaman penyelenggaraan Pemilu Gubernur DKI, Khoir banyak mendapatkan pengalaman.
"Kemudian saat ada rekrutmen Bawaslu pertama tahun 2012, karena saya asal Lampung, pulang dan ikut daftar seleksi," kata Khoir.
Akhirnya, mantan Anggota Dewan Legeslatif Mahasiswa IAIN Raden Intan Lampung (2006-2008), terpilih sebagai ketua Bawaslu Lampung.
"Alhamdulillah keputusan dari timsel, saya terpilih ketua Bawaslu termuda se Indonesia pada waktu itu," kata Khoir.
Khoir menyebut dunia politik itu sangat dinamis. Sementara perannya di Bawaslu adalah mengawasi para peserta pemilu.
Pengawasan dilakukan karena di dunia politik di dalamnya sarat akan kepentingan.
Hal tersebut tentu diakui Khoir menjadi tantangan tersendiri selama menjabat sebagai ketua Bawaslu.
"Tantangan bagaimana kita menjaga moral dan integritas kita untuk tetap berpegang pada aturan dalam bertugas," kata Khoir.
Khoir menambahkan, Bawaslu sebagai lembaga pengawasan dan diberi kewenangan menangani pelanggaran.
Sehingga setiap keputusan yang dikeluarkan oleh Bawaslu ditanggapi pro dan kontra.
"Karena putusan ini akan menyenangkan pihak yang diuntungkan dan tidak menyenangkan bagi pihak yang tidak diuntungkan," kata Khoir.
Karena beberapa putusan yang dibuat itu, secara pribadi Khoir kerap mendapatkan intimidasi dalam melaksanakan tugas sebagai ketua Bawaslu.
Intimidasi yang dimaksud tidak jarang dalam bentuk ancaman, yang sudah dianggap merupakan hal biasa.
"Kita harus tetap tegas dan berani memutuskan suatu keputusan," kata Khoir.
(Tribunlampung.co.id/Muhammad Joviter)