"Jadi tidak menggunakan kertas untuk dicoblos, melainkan menggunakan chromebook (semacam laptop)," tuturnya.
Ia menjelaskan dalam proses pemilihan, panitia penyelenggara pemilihan OSIS di sekolah setempat tetap menggunakan bilik suara, dan perlengkapan pemilu pada umumnya.
"Jadi siswa-siswi ini dipanggil, diberi kartu sesuai nama yang terdaftar, juga diberi username dan password."
Kemudian di bilik suara mereka tinggal klik calon yang mereka pilih (klik di chromebook).
"Selesai itu jari mereka diberi tinta hal ini sama seperti pemilu umumnya," jelas mantan Kepsek SMPN 30 Pesawaran itu.
Meski demikian, sistem tersebut tetap mengedepankan prinsip luber (langsung, umum, bebas, rahasia) dan jurdil (jujur dan adil).
( Tribunlampung.co.id / Riyo Pratama )