Sementara itu, Ni Komang menuturkan, mendapat dua medali emas dan satu perak.
Satu medali emas didapat saat sesi dua total scoring 339, satu emas pada aduan dengan scoring 7-3.
"Sementara itu satu medali perak pada sesi pertama dengan total scoring 326, semuanya dapat tiga medali yakni dua emas dan satu perak," kata Ni Komang.
Ni Komang mengaku ada sedikit kendala saat bertanding. Sebab, saat pertandingan itu ia sedang sakit.
Sehingga ia menjadi grogi, selain itu, ia juga hanya memakai alat yang terbuat dari kayu.
"Atlet yang lainnya mereka menggunakan ricurve, kalau kami memakai alat standar bow. Jadi sangat khawatir tidak bisa menghasilkan tembakan yang maksimal, tapi alhamdulilah kami bisa menyelesaikan secara maksimal dengan meraih medali emas," kata putri dari pasangan Fathiah dan I Putu Rai Jiastawa ini.
Ia mengatakan, kemarin total skornya 670 dan mendapatkan dua emas dengan jarak 30 meter.
Skor 670 itu mengalahkan atlet dari Kota Metro .
Fathiah, ibu Ni Komang mengatakan, mendukung kegiatan yang dilakukan sang anak.
"Saya mengajarkannya untuk disiplin. Mulai dari makan, sekolah hingga latihan. Selasa sampai Minggu selalu latihan dan Senin pulang dari sekolah pasti di rumah," kata Fathiah.
Ia bercerita jika Ni Komang memang sudah memiliki bakat sejak kecil serta memiliki karakter yang tenang. Sehingga sangat cocok dengan olahraga panahan ini.
Fathiah melanjutkan, usai perlombaan ini, maka akan bersiap mengikuti
seleksi pekan olahraga pelajar nasional (Popnas) dan pra pekan olahraga nasional (Pra PON).
Baca juga: Cantiknya Dellie Threesyadinda, Atlet Panah Andalan Indonesia di Asian Games 2018
Sementara itu, ibu Asmaradanta, Heni mengatakan, keluarga besar ikut senang dengan hasil yang diperoleh.
"Apalagi kejuaran yang bergengsi skala internasional dengan membawa nama Lampung sampai ke internasional," kata Heni.