Sebelum tim memulai pendakian, Usuludin menceritakan sejarah tentang awal dikelolanya Gunung Seminung ini.
Secara administrasi, gunung yang memiliki sejarah panjang di Lampung Barat ini mulai resmi dikelola pada tahun 2019.
“Kalau secara resmi kita pokdarwis sini mulai mengelola pada akhir tahun 2019 tepatnya sekitar bulan Oktober,” sebut dia.
“Tujuan utama dikelola yaitu untuk membantu para pendaki agar mereka bisa mendapatkan keamanan, kenyamanan dan keselamatan dalam misi pendakian mereka,” tambahnya.
Kemudian, lanjut Usuludin, tujuan yang kedua dikelolanya gunung ini untuk pemantauan kebakaran hutan yang dikomandoi langsung oleh Kesatuan Pengelola Hutan (KPH).
Usuludin mengungkapkan, pendaki yang naik ke atas Gunung Seminung ini biasanya akan mendapatkan pemandangan alam yang masih sangat asri dan indah.
“Karena pendaki dapat melihat indahnya Danau Ranau dari atas, serta lautan awan yang menutupi dataran rendah,” ungkap Usuludin.
“Pendaki juga bisa melihat satwa-satwa, tumbuhan langka yang bernama Adelweis dan tumbuhan unik lainnya seperti kantung semar,” sambungnya.
Sebelum melepas tim untuk naik ke puncak, dirinya juga memberikan imbauan agar bisa menjaga kebersihan dan jangan merusak apapun yang ada di Gunung Seminung.
Singkat cerita, sekira pukul 17.30 WIB akhirnya tim memulai perjalanannya untuk menaklukan gunung yang memiliki panorama alam yang indah ini.
Menurut Usuludin, perjalanan panjang yang ditempuh untuk sampai ke puncak Gunung Seminung berada di kisaran 2 setengah hingga 3 jam.
Namun waktu itu merupakan kisaran waktu perjalanan yang ditempuh bagi pendaki yang sudah biasa mendaki.
Untuk pendaki pemula, biasanya waktu yang ditempuh untuk sampai ke puncak atas bisa melebihi estimasi waktu tersebut.
Memasuki pos satu, tim mulai disuguhkan dengan vegetasi tumbuhan di hutan yang lumayan padat dan rimbun.
Saat itu, oksigen yang didapatkan tidak seperti biasanya sehingga membuat tim cukup kewalahan di dalam hutan.