Pemkot Bandar Lampung

Jelang Libur Lebaran, Pengelola Wisata di Bandar Lampung Diminta Berdayakan UMKM Lokal

Penulis: Bobby Zoel Saputra
Editor: Reny Fitriani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BERDAYAKAN UMKM LOKAL - Pelaku UMKM di Bandar Lampung saat menjajakan dagangannya di Pahoman, Bandar Lampung, Senin (17/3/2025). Jelang libur Lebaran, pengelola wisata di Bandar Lampung diminta berdayakan UMKM lokal.

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Bandar Lampung - Pengelola wisata di Bandar Lampung diminta untuk mulai memberdayakan pelaku UMKM lokal selama libur lebaran Idul Fitri mendatang.

Hal itu disampaikan Dinas Pariwisata (Dispar) Pemkot Bandar Lampung sebagai upaya mendongkrak peningkatan jumlah wisata.

Kepala Dispar Pemkot Bandar Lampung, Adiansyah mengatakan, kolaborasi pengelola wisata dan pelaku usaha lokal juga mampu meningkatkan perekonomian lokal.

“Untuk itu bagi pengusaha wisata agar bisa bekerjasama dengan UMKM setempat terkait rantai pasok,” ujarnya, Kamis (14/11/2024).

“Sehingga nantinya hal tersebut bisa berdampak pada peningkatan perekonomian di lingkup masyarakat lokal,” sambungnya.

Selain itu, pihaknya juga menekankan agar pengelola wisata dapat memberikan rasa aman, nyaman dan menyenangkan bagi pengunjung.

Diharapkan hal tersebut menjadi persiapan untuk menghadapi libur lebaran Idul Fitri yang akan berlangsung dalam waktu dekat ini.

Adiansyah mengatakan, pihaknya sudah berkirim surat ke seluruh pengelola wisata di kota setempat terkait hal itu.

“Kita terima surat dari Menteri Pariwisata nomor SE/1/KK.03/MP/2025. Isinya tentang penyelenggaraan kegiatan wisata aman, nyaman dan menyenangkan pada perayaan Idul Fitri,” kata dia.

“Surat edaran dari kemeneterian tersebut sudah kita teruskan kepada pelaku usaha pariwisata agar dapat mengikuti surat edaran,” sambungnya.

Ia mengatakan, dalam surat itu berisi arahan terkait apa saja yang dapat dilakukan oleh pengelola wisata di kota setempat menjelang lebaran nanti.

Yang pertama, pengelola wisata harus menerapkan standar nasional Indonesia Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability (CHSE).

“Tentunya pengelola wisata harus memperhatikan kebersihan, kesehatan, keamanan, serta keberlanjutan tempat wisata,” sebutnya.

Kemudian, pihaknya juga meminta agar pengelola wisata memastikan pelaksanaan sesuai dengan keselamatan prosedur dan K3.

“Sangat penting juga untuk melakukan uji petik kelayakan dan kualitas. Jika ditemukan masalah, langsung perbaiki,” pintanya.

Halaman
12

Berita Terkini