Mahasiswa FEB Unila Meninggal

Klarifikasi Mahapel Soal Tewasnya Mahasiswa FEB Unila, 'Tak Ada Kekerasan Selama Diksar'

Penulis: Hurri Agusto
Editor: Reny Fitriani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KLARIFIKASI MAHAPEL - Kuasa hukum Mahepel, Chandra Bangkit (kiri) didampingi ketua Mahepel saat menyampaikan klarifikasi terkait tewasnya mahasiswa FEB Unila ke awak media, Selasa (3/6/2025). Tegaskan tak ada kekerasan fisik selama diksar.

Namun, dia menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah melakukan kekerasan dalam bentuk kontak fisik terhadap peserta.

"Untuk push up, sit up, dan yang lainnya itu merupakan aktifitas untuk menjaga stamina apalagi kegiatan tersebut memang berada di alam, jadi bukan sekedar dihukum," kata Fadilah.

"Kemudian untuk isu yang long march itu sebenarnya efektifnya bukan 15 jam, karena di situ ada istirahat makan, solat, jadi efektifnya itu paling cuma 5-6 jam," imbuhnya.

Terkait orangtua almarhum Pratama yang melapor ke kepolisian, Fadilah mengaku pihak Mahepel siap mengikuti proses sesuai ketentuan yang berlaku.

Lebih lanjut, pihak Mahepel didampingi kuasa hukumnya menyampaikan rasa duka mendalam atas wafatnya Saudara Pratama

"Kami menyampaikan rasa duka cita sedalam-dalamnya, karena bagaimanapun saudara Pratama adalah bagian dari kami," kata dia," kata Bangkit selaku kuasa hukum Mahepel

"Kami tetap mendukung penuh proses investigasi baik dari pihak kampus maupun kepolisian, dan klarifikasi ini bukan untuk pembelaan, tetapi untuk mewujudkan keadilan dan kebenaran," tandasnya.

Orang Tua Melapor ke Polda Lampung

Ibu mahasiswa Unila, Pratama Wijaya Kusuma, yang tewas saat mengikuti diksar Mahapel, resmi melaporkan kasus kematian anaknya ke Polda Lampung, Selasa (3/6/2025). 

Wirna Wani didampingi sang suami dan kuasa hukum dari LBH Sungkai Bunga Mayang mendatangi SPKT Polda Lampung.

"Benar hari ini kami telah melaporkan kepada kepolisian pasca meninggalnya anak kami kepada pihak kepolisian," kata Wirna Wani saat diwawancarai di Mapolda Lampung, Selasa (3/6/2025). 

Dirinya pun menceritakan kronologi kejadian yang dialami anaknya.

Ia menyebut sang anaknya meninggal dunia setelah mengikuti kegiatan organisasi kemahasiswaan Mahapel.

"Anak saya sempat mengalami luka-luka, kejang otot, hingga akhirnya meninggal dunia setelah menjalani perawatan dan operasi," ujar Wirna. 

"Anak saya itu habis ikut Mahepel, pada malam-malam dia minta dijemput. Sudah jam 10 malam saya jemput, dia lapar minta mi ayam. Tapi pas sampai rumah, belum sempat makan, dia pingsan," kata Wirna. 

Halaman
1234

Berita Terkini