Berita Lampung

Nelayan Ungkap Detik-detik KM Tegar Jaya Tenggelam di Pesawaran

KM Tegar Jaya tenggelam pada Rabu (27/8/2025) sekitar pukul 21.30 WIB, di sekitar perairan Pulau Tegal Mas saat kapal melaju dari Pulau Condong.

Penulis: Hurri Agusto | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribunlampung.co.id/Hurri Agusto
PENUMPANG SELAMAT - Rustomi, salah satu nelayan yang selamat, menceritakan detik-detik KM Tegar Jaya tenggelam, Jumat (29/8/2025). 

Rustomi yang sedang beristirahat di dek tiba-tiba mendengar teriakan panik. "Ada yang teriak air (ombak) masuk dari belakang kapal," ceritanya. 

Kejadiannya begitu cepat, dalam hitungan detik, air laut sudah memenuhi kapal, sehingga Rustomi tak sempat menyelamatkan apa pun. Ponselnya terseret bersama badan kapal yang mulai tenggelam.

Dalam kepanikan, Rustomi merayap mencari celah untuk keluar dari kapal yang perlahan ditarik ke dasar laut. Ia meneguk banyak air laut dan mulai kehilangan tenaga. 

"Saya juga lihat Alip (korban meninggal). Sempat juga bantu dia, tapi dia enggak bisa berenang. Dia pegangan sambil nyekek dan bikin saya malah makin tenggelam," ucap Rustomi mengenang malam mencekam itu.

Ia juga sempat melihat rekannya yang lain, seperti Alkarim dan Kasbani alias Kopral. "Kalau Pak Karim memang karena posisinya dia udah tua, jadi tenaganya juga udah enggak seberapa kuat lagi," kata Rustomi. 

Sementara itu, Kopral berada di bagian belakang kapal, dekat mesin. Rustomi menduga Kopral tak sempat menyelamatkan diri karena gelombang datang dari arah belakang.

Dalam kondisi nyaris tak sadarkan diri dan kelelahan, pikiran Rustomi hanya tertuju pada satu hal, yakni kedua anaknya. "Hampir hilang kesadaran. Tapi di pikiran saya cuma ada anak. Itu yang bikin motivasi saya semangat lagi dan harus keluar untuk selamat," tegasnya.

Setelah berhasil keluar, Rustomi mencari benda apa pun yang bisa membantunya mengapung. Ia menemukan potongan fiber dan busa pelampung untuk membuatnya bisa bernapas sedikit lebih lega.

"Posisi kami satu sama lain saling jauh, jadi udah enggak kepantau lagi, yang penting selamatkan diri masing-masing," katanya.

Setengah jam setelah kejadian, sebuah kapal lain datang untuk menolong. Rustomi dan rekan-rekannya yang selamat diangkut ke darat dan segera beristirahat. 

Meskipun selamat, duka masih menyelimuti Rustomi. Sampai saat ini, ia dan beberapa nelayan lainnya masih ikut mencari Kopral, korban yang masih dinyatakan hilang.

Peristiwa ini menjadi pengingat pahit bagi para nelayan tentang ganasnya laut. Di balik cerita perjuangan hidup dan mati, ada pengorbanan dan solidaritas yang menguatkan. 

"Ini pengalaman hidup buat saya, semoga ini yang terakhir. Ini jadi pelajaran berharga supaya lebih siap dan waspada ke depan," pungkasnya. 

(Tribunlampung.co.id/Hurri Agusto)

Sumber: Tribun Lampung
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved