Berita Lampung

Pemprov Lampung Gandeng Itera, Perkuat Riset untuk Industrialisasi Desa

Dalam kunjungan tersebut, Mirza disambut Rektor Itera I Nyoman Pugeg Aryantha bersama jajaran civitas akademika.

Penulis: Riyo Pratama | Editor: Daniel Tri Hardanto
Istimewa
SAMBANGI ITERA - Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal menyambangi kampus Institut Teknologi Sumatera (Itera), Selasa (2/9/2025). 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung Pemprov Lampung bersama Institut Teknologi Sumatera (Itera) memperkuat kolaborasi riset untuk mendukung industrialisasi desa dan pemerataan ekonomi.

Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal mengatakan, pengelolaan komoditas unggulan secara mandiri dari hulu hingga hilir akan memberikan nilai tambah nyata bagi masyarakat desa.

Jika dikelola dengan baik, kata dia, pendapatan per kapita masyarakat Lampung bisa meningkat tajam.

“Kalau rantai produksi dari hulu ke hilir dikelola masyarakat Lampung, pendapatan per kapita akan naik signifikan. Tetapi faktanya, 70 persen uang dari Provinsi Lampung justru mengalir keluar daerah. Inilah yang menyebabkan kemiskinan dan rendahnya IPM kita,” kata Mirza saat mengunjungi Itera, Selasa (2/9/2025).

Dalam kunjungan tersebut, Mirza disambut Rektor Itera I Nyoman Pugeg Aryantha bersama jajaran civitas akademika.

Gubernur juga didampingi sejumlah kepala organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemprov Lampung.

Menurut Mirza, pendidikan, penelitian, serta hilirisasi komoditas strategis seperti singkong, jagung, padi, kopi, dan cokelat menjadi kunci kemajuan Lampung.

Karena itu, ia mendorong industrialisasi berbasis desa, mulai dari pengeringan hasil panen, pengolahan singkong menjadi produk turunan (mokaf), hingga produksi pakan ternak berbasis jagung.

Konsep pembangunan yang ditawarkan adalah bottom-up economy, yakni menarik aliran uang dari kota ke desa melalui mekanisme harga komoditas, Koperasi Merah Putih, dan program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Rektor Itera I Nyoman Pugeg mengajak gubernur meninjau sejumlah lokasi inovasi kampus, seperti Padi Lahan Kering, Gedung IWACI, dan Kebun Raya Itera.

Menurutnya, inovasi sawah kering menjadi solusi atas keterbatasan lahan pertanian konvensional sekaligus menumbuhkan kembali minat generasi muda untuk bertani.

“Kami ingin Itera hadir bukan hanya sebagai kampus, tetapi juga sebagai pusat inovasi yang menjawab kebutuhan pembangunan Lampung dan Indonesia,” kata rektor.

Ia menjelaskan, Itera memiliki tiga fakultas besar dengan puluhan program studi serta pusat riset, di antaranya SDG Center, Halal Service Center, Space Observatory, dan Botanical Garden.

“Kolaborasi dengan Pemprov Lampung sudah terjalin sejak 2019. Kami siap memperluas sinergi, khususnya di bidang riset pangan, energi, lingkungan, transportasi, dan pemerataan ekonomi wilayah,” pungkas Nyoman.

(Tribunlampung.co.id/Riyo Pratama)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved