Berita Lampung
Nilai Ekspor Kopi Lampung Melonjak Drastis. Tembus Rp 10 Triliun Tahun 2024
Nilai ekspor kopi Lampung sampai menembus angka Rp 10 triliun pada tahun 2024, naik dua kali lipat lebih dari tahun sebelumnya.
Penulis: Hurri Agusto | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Ekspor kopi Lampung menunjukkan lonjakan drastis selama tiga tahun terakhir.
Bahkan, nilai ekspor kopi Lampung sampai menembus angka Rp 10 triliun pada tahun 2024, naik dua kali lipat lebih dari tahun sebelumnya.
Badan Karantina Indonesia (Barantin) melalui Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Lampung (Karantina Lampung) mencatat bahwa capaian ini didukung oleh tren kenaikan harga kopi global, meskipun secara volume tidak mengalami perubahan yang signifikan.
Kepala Balai Karantina Lampung Donni Muksydayan menjelaskan, Lampung memang merupakan eksportir kopi terbesar se-Indonesia, namun dia menyebut tidak semua kopi yang diekspor berasal dari Lampung.
"Lampung memang adalah eksportir kopi terbesar se-Indonesia. Tapi produk kopi yang diekspor dari Lampung banyak juga yang berasal dari Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu," ungkap Donni, saat diwawancara Rabu (10/9/2025).
"Alasan ekspor dilakukan dari lampung, karena di sini sudah banyak eksportir besar, dan tentu kita diuntungkan dengan letak geografis yang strategis karena Pelabuhan Panjang bisa langsung terhubung ke Singapura dan negara-negara tujuan ekspor lainnya," jelasnya.
Data Karantina Lampung, menunjukkan bahwa pada tahun 2023, ekspor kopi biji tercatat sebanyak 167.558.967 kg dengan nilai ekonomi mencapai Rp4,725 triliun.
Pada tahun ini, jumlah frekuensi ekspor mencapai 3389 kali dengan tujuan dikirim ke 51 negara.
Memasuki tahun 2024, meski volume ekspor hanya sedikit meningkat menjadi 189.810.532 kilogram, namun nilai ekonomi ekspor di tahun ini meroket hingga lebih dari dua kali lipat, mencapai Rp 10,456 triliun.
Adapun frekuensi ekspor biji kopi mencapai 5481 kali dengan jumlah negara tujuan bertambah menjadi 54.
Tren positif ini terus berlanjut di tahun 2025, di mana hingga bulan Juli saja, volume ekspor kopi biji sudah mencapai 125,497,959 kilogram.
Sementara, nilai ekspor biji kopi paruh pertama 2025 sudah menembus angka Rp 8,59 triliun, dengan tujuan ekspor ke 54 negara.
"Nilai eskpor kopi yang naik ini juga didukung oleh tren harga kopi dunia yang memang sedang naik," ucap Donni
"Kalau secara volume jumlahnya tidak jauh berbeda selama tiga tahun terakhir, tapi karena harganya naik maka nilai ekonominya juga otomatis naik," terusnya.
Selain kopi biji, Donni menjelaskan Lampung juga mengekspor kopi bubuk, meskipun dalam volume yang jauh lebih kecil.
Menurut Donni, hingga saat ini jumlah ekspor kopi Lampung 90 persen masih dalam bentuk biji.
"Untuk kopi, trennya sekarang 90 persen ekspor itu masih dalam bentuk biji kopi, meskipun memang sudah ada beberapa UMKM kita yang sudah memulai ekspor kopi yang sudah diroasting (sangrai)," ungkapnya.
Pada tahun 2023, ekspor kopi bubuk mencapai 686 kg dengan nilai Rp 366,79 juta ke 7 negara.
Volume ekspor sempat meningkat di 2024 menjadi 38.566 kg dengan nilai Rp2,583 miliar meskipun negara tujuan berkurang menjadi 5.
Namun, hingga Juli 2025, ekspor kopi bubuk hanya tercatat 1 kg dengan nilai Rp40.000 ke 1 negara.
Lebih lanjut, Donni mengatakan, tingginya permintaan pasar global terhadap kopi Lampung serta kualitasnya yang semakin diakui, menjadikan kopi sebagai salah satu komoditas strategis dan pendorong utama pertumbuhan ekonomi ekspor di Provinsi Lampung.
(Tribunlampung.co.id/Hurri Agusto)
Polda Dalami Modus Penyelundupan Pupuk dari Lampung ke Bangka Belitung |
![]() |
---|
Purwopedia Jadi Pusat Kegiatan Literasi di Pesawaran |
![]() |
---|
Karantina Lampung Gagalkan Pengiriman 10,8 Ton Ceker Ayam Ilegal |
![]() |
---|
Harga Ubi Kayu Disepakati Rp 1.350 per Kg, DPRD Lampung Dorong Pabrik BUMN Singkong |
![]() |
---|
Kementan Tetapkan Harga Singkong di Lampung Rp 1.350 per Kg, Begini Kata DPRD |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.