Berita Lampung

Penerapan Geographic Information System di Pringsewu Terkendala Tenaga Ahli 

Dinas Pertanian Kabupaten Pringsewu belum punya sistem pemetaan spasial berbasis Geographic Information System (GIS).

Editor: soni yuntavia
Dokumentasi Distan Pringsewu
BELUM PUNYA GIS - Lahan persawahan di Pringsewu. Belum punya GIS, Distan Pringsewu andalkan koordinasi atur irigasi. 

Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Pringsewu Luky Adrian mengatakan, sebagian besar petani masih menggunakan Inpari 32 dan Cakra Buana. 

“Sementara varietas genjah sudah mulai digunakan sesuai ketersediaan di pasaran,” ujarnya kepada Tribun Lampung, Selasa (30/9/2025).

Menurut Luky, varietas genjah memiliki keunggulan berupa umur tanam yang lebih singkat dibanding varietas biasa. 

Dengan begitu, lahan bisa segera dimanfaatkan kembali untuk musim tanam berikutnya. 

“Kalau varietas genjah, masa panennya lebih cepat sehingga petani bisa kejar target tiga kali tanam setahun,” jelasnya.

Meski begitu, Distan Pringsewu tetap mendorong petani untuk menyesuaikan pilihan varietas dengan kondisi lahan dan ketersediaan air. 

Hal ini agar produktivitas tetap terjaga dan potensi puso bisa ditekan.

“Tidak semua wilayah cocok dengan varietas yang sama. Jadi petani kami arahkan memilih varietas sesuai kondisi sawahnya. Prinsipnya, jangan sampai waktu tanam tertunda hanya karena benih tidak tersedia,” tambah Luky.

Dengan kombinasi penggunaan varietas unggul dan genjah, Distan Pringsewu optimistis percepatan tanam bisa berjalan sesuai kalender tanam nasional. 

Harapannya, produksi beras tetap surplus sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani.

( Tribunlampung.co.id / Oky Indrajaya )

Sumber: Tribun Lampung
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved