Sertifikasi SPPG di Lampung

Sekolah di Bandar Lampung Akui Belum Lihat Wujud Sertifikat SLHS dan Halal Dapur MBG

Sejumlah sekolah di Bandar Lampung mengaku belum pernah melihat secara fisik sertifikat penting yang wajib dimiliki dapur MBG.

Penulis: Hurri Agusto | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id/Hurri Agusto
SERTIFIKAT DAPUR MBG - Guru Koordinator program MBG di SMPN 25 Bandar Lampung, Sulistyawati saat diwawancarai, Senin (13/10/2025). Sejumlah sekolah di Bandar Lampung mengaku belum pernah melihat secara fisik sertifikat penting yang wajib dimiliki dapur MBG. 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Sejumlah sekolah di Bandar Lampung mengaku belum pernah melihat secara fisik sertifikat penting yang wajib dimiliki dapur Makan Bergizi Gratis (MBG).

Meski begitu, pihak sekolah mengaku sejauh ini belum mengalami permasalahan berarti terkait implementasi program MBG di Sekolahnya.

Diketahui, pemerintah telah sepakat menerapkan tiga sertifikasi wajib, yaitu SLHS, Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP), dan sertifikasi halal, yang kesemuanya akan dilengkapi pengakuan dari BPOM sebagai standar wajib operasional SPPG

Kantor Staf Presiden (KSP) menyebut dari 8.583 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur MBG, hanya 34 yang mengantongi SLHS hingga 22 September 2025.

Di Bandar Lampung, Guru Koordinator program MBG di SMPN 25 Bandar Lampung, Sulistyawati, S.Pd, mengakui pihaknya belum pernah melihat fisik sertifikat yang dimaksud.

"Untuk sertifikat itu saya pribadi belum lihat wujudnya, karena kami ini hanya ditunjuk sebagai koordinator di sekolah," ujar Sulis saat diwawancara, Senin (13/10/2025).

Hal senada diungkapkan, Kepala MIN 2 Bandar Lampung, Untung Pribadi.

"Setiap hari kami memang diberi tahu soal menu makanan sampai termasuk kandungan gizinya, tapi kalau untuk sertifikat itu kami belum pernah lihat fisiknya seperti apa," katanya.

Meski begitu, kedua sekolah ini mengakui sejauh ini program MBG berjalan tanpa kendala berarti terkait keamanan pangan. 

Di SMPN 25 Bandar Lampung, yang baru berjalan sekitar dua minggu sejak akhir September 2025, Sulistyawati menilai makanan yang disajikan halal dan layak konsumsi.

"Kalau menunya enggak ada yang aneh-aneh, insyaAllah sehat sih," kata dia.

Sementara itu, MIN 2 Bandar Lampung yang sudah melaksanakan program ini sejak sekitar dua bulan lalu, yakni Agustus 2025, juga menyampaikan hal serupa. 

"Kita sudah berjalan hampir 2 bulan, sejauh ini ya belum ada keluhan sama sekali baik itu soal gizi soal menu ya belum ada sih keluhan dari siswa," ujar Untung Pribadi. 

Untuk memastikan kelayakan konsumsi, kedua sekolah menerapkan SOP ketat, di mana di SMPN 25 guru mencicipi makanan terlebih dahulu.

Hal serupa juga diterapkan di MIN 2 Bandar Lampung, di mana terdapat tiga orang yang bertugas mencicipi setiap hari, termasuk Kepala Sekolah

Sumber: Tribun Lampung
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved