Berita Lampung

Entaskan Stunting di Indonesia, BKKBN Pusat dan Tribun Network Inisiasi Solidaritas Genting

Stunting masih menjadi tantangan serius bagi Indonesia dalam upaya menyiapkan generasi emas 2045.  

Penulis: Riyo Pratama | Editor: Teguh Prasetyo
tribunlampung/riyo pratama
GENTING - Pegawai Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN Lampung saat mengikuti zoom meeting bersama BKkBN Pusat dalam agenda Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING), Rabu (15/10/2025). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Stunting masih menjadi tantangan serius bagi Indonesia dalam upaya menyiapkan generasi emas 2045.  

Berdasarkan data terbaru, angka prevalensi stunting nasional masih berada pada angka 19,8 persen, yang menunjukkan perlunya upaya bersama lintas sektor untuk mempercepat penurunan angka tersebut. 

Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, angka prevalensi stunting di Provinsi Lampung tercatat sebesar 15,9 persen, menempatkan Lampung pada peringkat ke-5 terendah se-Indonesia. 

Sebagai bentuk komitmen nasional dalam menurunkan angka stunting, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN menginisiasi Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING).  

Melalui gerakan ini, pemerintah mengajak seluruh elemen masyarakat baik individu, lembaga, dunia usaha, hingga media untuk berkolaborasi meningkatkan kesadaran dan solidaritas publik terhadap pencegahan stunting

Hal tersebut tertuang dalam program Talk Show “Wujudkan Generasi Emas, Solidaritas Genting ‘Tumbuh Tanpa Batas’ Indonesia Bebas Stunting” yang digelar secara nasional oleh BKKBN Pusat bekerja sama dengan Tribun Network, pada Rabu (15/10/2025). 

Intan Annisa Fitri, Penanggung Jawab Hubungan Antar Lembaga dan Institusi Masyarakat Pedesaan BKKBN Provinsi Lampung sekaligus Pj Program Genting, menjelaskan filosofi, tujuan, dan strategi di balik lahirnya gerakan nasional ini. 

Menurut Intan, filosofi lahirnya Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting berakar pada semangat gotong royong dan partisipasi masyarakat untuk bersama-sama mencegah stunting.  

Program ini menekankan pada peran aktif berbagai pihak sebagai Orang Tua Asuh (OTA), untuk memberikan bantuan terintegrasi, termasuk nutrisi dan non nutrisi, edukasi kesehatan, dan pemantauan bagi Keluarga Risiko Stunting (KRS). 

“Tujuan utama lahirnya gerakan ini adalah mewujudkan generasi yang sehat, cerdas, kuat, dan tidak stunting serta meningkatnya kepedulian dan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penurunan stunting,” ujar Intan. 

Ia menjelaskan, sasaran dari program GENTING adalah Keluarga Risiko Stunting (KRS) yang mencakup ibu hamil, ibu menyusui, serta baduta atau bayi di bawah dua tahun dengan rentang usia 0–23 bulan. 

Upaya yang dilakukan program GENTING dalam menurunkan prevalensi stunting, kata Intan, dilakukan melalui kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat.  

Langkah ini meliputi peningkatan kualitas intervensi, penyesuaian program berdasarkan hasil evaluasi, dan pelibatan berbagai pihak lintas sektor secara berkelanjutan. 

“Hal ini dapat dilakukan melalui pendampingan, penyediaan paket bantuan nutrisi dan non nutrisi, pemantauan kesehatan, serta edukasi pola hidup bersih dan sehat,” jelasnya. 

Untuk menjaga keberlanjutan program, strategi yang dilakukan BKKBN adalah dengan memperkuat kolaborasi multi-pihak, melakukan pendampingan berkelanjutan, serta memberikan edukasi gizi dan kesehatan.  

Sumber: Tribun Lampung
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved