Berita Lampung

Data BPS Penumpang Angkutan Udara Turun Hampir 9 Persen pada September 2025

BPS Lampung mencatat jumlah penumpang angkutan umum pada September 2025 menunjukkan tren beragam.

Penulis: Hurri Agusto | Editor: Reny Fitriani
Dokumentasi
PENUMPANG ANGKUTAN UDARA - BPS Catat penumpang angkutan laut dan kereta api mengalami kenaikan pada September 2025, namun penumpang angkutan udara justru mengalami penurunan hampir 9 persen. 
Ringkasan Berita:
  • BPS Lampung mencatat penurunan jumlah penumpang angkutan udara pada September 2025 sebesar 8,96 persen dibandingkan bulan Agustus 2025, dan 6,11 % dibandingkan September 2024.
  • Sebaliknya, jumlah penumpang angkutan laut dan kereta api mengalami kenaikan pada September 2025, dengan penumpang angkutan laut naik 0,70 % serta penumpang kereta api naik 2,68 % .
  • Jumlah penumpang angkutan laut pada September 2025 mencapai 43.849 orang, sedangkan jumlah penumpang kereta api mencapai 69.222 orang.

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Badan Pusat Statistik atau BPS Lampung mencatat jumlah penumpang angkutan umum pada September 2025 menunjukkan tren beragam.

Di mana, penumpang angkutan laut dan kereta api tercatat mengalami kenaikan, namun penumpang angkutan udara justru mengalami penurunan hampir 9 persen pada September 2025.

Menurut Statistisi Ahli Muda BPS Lampung Muhammad Sabiel Adi Prakasa, jumlah keberangkatan penumpang angkutan udara pada September 2025 tercatat sebanyak 48.518 orang. 

"Jumlah keberangkatan penumpang angkutan udara pada Bulan September 2025 sebanyak 48.518 orang, atau turun sebesar 8,96 persen dibandingkan bulan Agustus 2025," kata Sabiel, Selasa (4/11/2025).

Penurunan juga terjadi secara tahunan (year-on-year), di mana jumlah penumpang angkutan udara September 2025 turun sebesar 6,11 persen dibandingkan September 2024.

Berbeda dengan pesawat, angkutan laut dan kereta api di Lampung mencatatkan kenaikan jumlah penumpang pada September 2025.

Jumlah penumpang angkutan laut mencapai 43.849 orang, naik sebesar 0,70 persen secara bulanan (m-to-m)

"Kenaikan juga tercatat secara tahunan (y-on-y) sebesar 5,32 persen," jelas Sabiel.

Sementara, jumlah penumpang angkutan kereta api menjadi yang tertinggi dengan 69.222 orang, mengalami kenaikan sebesar 2,68 persen secara bulanan (m-to-m).

"Secara tahunan (y-on-y), jumlah penumpang kereta api juga naik sebesar 1,02 persen," pungkasnya.

Inflasi 0,23 Persen pada Oktober 2025

BPS Lampung mencatat inflasi sebesar 0,23 persen secara bulanan (month-to-month) pada Oktober 2025.

Angka ini lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, yakni 0,2 persen pada Oktober 2024.

Secara tahunan (year-on-year), Provinsi Lampung mengalami inflasi sebesar 1,2 persen pada Oktober 2025, yang berarti harga barang dan jasa naik 1,2 persen dibanding Oktober tahun sebelumnya.

Statistisi Ahli Muda BPS Provinsi Lampung Muhammad Sabiel Adi Prakasa menjelaskan, inflasi bulanan (m-to-m) tertinggi terjadi pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya.

"Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya menyumbang inflasi 2,05 persen, dan menyumbang andil tertinggi sebesar 0,13 persen terhadap inflasi umum," Kata Sabiel, Selasa (4/11/2025).

Sementata, deflasi bulanan (m-to-m) tertinggi terjadi pada kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,25 persen. 

Namun, andil deflasi terbesar justru datang dari kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,01 persen.

"Lima komoditas utama pendorong inflasi bulanan (m-to-m), yaitu emas perhiasan 0,14 persen, daging ayam ras 0,05 persen, telur ayam ras 0,05 persen, cabai merah 0,05 persen, dan susu cair kemasan 0,02 persen," jelasnya.

Sebaliknya, beberapa komoditas yang menahan laju inflasi (deflasi) antara lain bawang merah (andil deflasi 0,15 persen), tomat (0,03 persen), cabai rawit (0,03 persen), gula pasir (0,02 persen), dan beras (0,01 persen).

Sabiel mengatakan, tingkat inflasi tahunan (y-on-y) Oktober 2025 yang sebesar 1,2 persen ini lebih rendah dibanding Oktober tahun sebelumnya yang tercatat 1,94 persen.

Adapun kelompok dengan inflasi tahunan tertinggi yakni perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 6,96 persen.

Sementara, kelompok dengan andil inflasi tahunan terbesar, yakni makanan, minuman, dan tembakau (inflasi 4,46 persen, andil 1,46 persen).

Kemudian, kelompok dengan deflasi tahunan terbesar yakni pendidikan (deflasi 17,98 persen, andil deflasi 1,21 persen).

Lima komoditas utama pendorong inflasi tahunan (y-on-y), yakni emas perhiasan: andil 0,45 persen, bawang merah: andil 0,39 persen, cabai merah: andil 0,37 persen, daging ayam ras: andil 0,14 persen, dan beras: andil 0,12 persen.

"Faktor penahan laju inflasi tahunan didominasi oleh penurunan harga di sektor pendidikan, yaitu sekolah menengah atas (andil deflasi 0,85 persen) dan sekolah menengah pertama (0,4 persen), diikuti bawang putih (0,15 persen), cumi-cumi (0,04 persen), dan telpon seluler (0,04 persen)," kata dia.

Sabiel mengungkapkan, BPS Lampung juga memantau inflasi di empat kabupaten/kota cakupan Indeks Harga Konsumen (IHK). 

"Pada Oktober 2025, inflasi tahunan (y-on-y) tertinggi tercatat di Kabupaten Lampung Timur sebesar 2,45 persen. Sementara inflasi terendah terjadi di Kota Bandar Lampung, yakni 0,43 persen," kata Sabiel.

Secara bulanan (m-to-m), inflasi tertinggi terjadi merata di Kabupaten Lampung Timur dan Kota Metro sebesar 0,23 persen. 

Adapun angka inflasi bulanan terendah tercatat di Kabupaten Mesuji dan Kota Bandar Lampung, dengan inflasi sebesar 0,22 persen.

(Tribunlampung.co.id/Hurri Agusto)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved