Wawancara Eksklusif

50 Persen Kecelakaan di Tol Akibat Microsleep, Eksklusif Bersama Spv Lalin PT Bakter Tol

Fenomena microsleep atau tertidur sesaat tanpa disadari ketika mengemudi masih menjadi satu di antara penyebab utama kecelakaan di jalan tol.

Penulis: Riyo Pratama | Editor: Noval Andriansyah
Kanal YouTube Tribun Lampung News Video
WASPADA MICROSLEEP - Supervisor Lalu Lintas PT Bakauheni–Terbanggi Besar Tol, Usman Edo (kiri), saat menjadi narasumber dalam podcast bertema "Waspada Microsleep di Jalan Tol", yang dipandu Editor in Chief Tribun Lampung, Ridwan Hardiansyah (kanan), di Studio Tribun Lampung Kamis (6/11/2025). 

Seberapa banyak kasus kecelakaan akibat mengantuk dalam tiga tahun terakhir?

Jawab: Cukup banyak. Tahun 2022 ada 101 kasus kecelakaan, 53 di antaranya akibat mengantuk (sekitar 52 persen). Tahun 2023 jumlah laka naik menjadi 106, tapi yang akibat mengantuk turun jadi 48 kasus (45 persen).

Sementara di 2024 meningkat lagi menjadi 117 kasus, dan 56 di antaranya akibat mengantuk (47 persen). Jadi angkanya masih cukup tinggi.

Penyebab utama pengemudi mengantuk ini apa, Bang? Apakah karena perjalanan jauh?

Jawab: Itu salah satunya. Karena di ruas tol kami, kendaraan bisa datang dari Aceh, Sumatera Utara, dan baru sampai di sini. Harusnya di ruas sebelum kami juga dilakukan hal serupa. Selain itu, untuk kendaraan logistik, sering kali pengemudi dikejar target oleh perusahaan agar muatan sampai tepat waktu. Ini membuat mereka memaksakan diri dan kurang istirahat.

Kami terus berkoordinasi dengan pihak SDP agar hal seperti itu tidak terjadi. Misalnya, perjalanan maksimal 60 jam, dari Aceh sampai sini. Namun tetap saja, karena tekanan waktu, potensi kecelakaan akibat mengantuk masih tinggi.

Berarti sekarang Operasi Microsleep dilakukan sebulan sekali?

Jawab: Betul. Tapi dalam rapat terakhir, pimpinan kami di PT Bakauheni Terbanggi Besar mengarahkan agar bisa dilakukan dua kali sebulan. Nanti tentu dikoordinasikan lagi dengan operator kami, PT Hakas.

Kalau melihat arah perjalanan, apakah kecelakaan lebih banyak di jalur menuju Pelabuhan Bakauheni?

Jawab: Tidak selalu. Kadang di jalur sebaliknya juga ada. Kami sebut jalur A itu arah Bakauheni ke Terbanggi, sedangkan jalur B arah sebaliknya. Jadi dua-duanya kami evaluasi dan tentukan titik operasi berdasarkan potensi laka.

Kalau berbicara soal rest area, ada berapa jumlahnya dan seperti apa fasilitasnya?

Jawab: Di ruas sepanjang 140,4 km ini ada 12 rest area—8 tipe A dan 4 tipe B.

Rest area tipe A dilengkapi fasilitas seperti SPBU, masjid, rumah makan, parkir luas termasuk untuk disabilitas dan wanita, serta kini sudah ada stasiun pengisian daya untuk mobil listrik (EV Charger). Jadi cukup lengkap bagi pengemudi untuk beristirahat.

Kami juga sedang merencanakan pembangunan SPBU baru di KM 49B (arah ke Bakauheni) yang diharapkan bisa beroperasi saat Nataru nanti.

Kalau pengemudi mengantuk tapi belum sampai rest area, apa ada SOP-nya?

Sumber: Tribun Lampung
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved