Hasil Autopsi Jasad Janda Pensiunan Guru, Isak Tangis Kerabat Sambut Jenazah SH

Autopsi jasad SH (60), janda pensiunan guru, yang ditemukan tewas dalam rumah, telah selesai dilakukan. Namun, hasilnya masih menunggu.

TribunSolo.com/Septiana Ayu
ISAK TANGIS - Pelaksanaan salat jenazah terhadap pensiunan guru di Kabupaten Karanganyar yang ditemukan meninggal dunia misterius di rumahnya, setelah selesai dilakukan autopsi, Sabtu (6/9/2025). Isak tangis keluarga dan kerabat iringi prosesi pemakaman pensiunan guru di Kabupaten Karanganyar, SH (60) yang ditemukan meninggal dunia di rumahnya. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Karanganyar - Autopsi jasad SH (60), janda pensiunan guru, yang ditemukan tewas dalam rumah, telah selesai dilakukan. Namun, hasilnya masih menunggu.

Adapun autopsi terhadap jasad SH dilakukan di RSUD dr. Moewardi Surakarta, untuk memastikan penyebab kematian, Sabtu (6/9/2025) pukul 13.00 WIB.

Autopsi tersebut juga telah mendapatkan persetujuan dari anak-anak korban, lantaran mereka melihat ada sesuatu yang janggal atas kematian ibunya itu.

SH ditemukan tewas di rumahnya di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar yang berjarak 38,9 km dari Kota Solo, pada Jumat (5/9/2025).

Autopsi adalah prosedur medis yang dilakukan untuk memeriksa jenazah guna menentukan penyebab, cara, dan waktu kematian. Autopsi biasanya dilakukan oleh seorang ahli patologi forensik atau dokter spesialis forensik.

Autopsi sangat penting dalam kasus-kasus kriminal dan kematian yang tidak wajar untuk membantu pihak berwajib dalam penyelidikan. Namun, dalam banyak kasus, autopsi juga dilakukan untuk kepentingan medis, seperti untuk mempelajari perkembangan penyakit atau efek pengobatan.

Dikutip Tribunlampung.co.id dari TribunSolo.com, berdasarkan kesaksian keluarga, SH tidak memiliki riwayat sakit sebelumnya.

Sejumlah luka lebam di wajah SH akhirnya mendorong pihak keluarga menyetujui dilakukannya autopsi di RSUD dr. Moewardi Surakarta untuk memastikan penyebab kematian.

Pantauan di lokasi, rumah korban telah dipasang garis polisi. Warga dan kerabat tampak berdatangan untuk melayat.

Ketua RT setempat, Pono, membenarkan bahwa keluarga menyetujui autopsi karena adanya luka lebam yang mencurigakan.

“Iya, ada luka lebam. Sebelumnya kan tidak sakit,” kata Pono.

Setelah proses autopsi selesai, jenazah kemudian dibawa kembali ke rumah duka di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar.

Jenazah tiba kembali di rumah duka sekitar pukul 14.36 WIB.

Kedatangan jenazah SH disambut isak tangis kerabat yang hadir.

Seorang kerabat SH, Sularno mengatakan, proses autopsi berlangsung selama 2-3 jam.

Halaman
12
Sumber: Tribun Solo
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved